HSEMagz

Bukan Sekedar Berita

Home Safety

Alami Hydrophobia, Balita Tewas Digigit Anjing

NTT, HSEmagz.com – Kisah pilu nan tragis mengalir dari kawasan Indonesia Timur. Seorang anak usia bawah lima tahun (balita) berinisial S akhirnya mengembuskan napas terakhir setelah sembilan hari menjalani perawatan di RSUD TC Hillers Maumere.

Video yang memperlihatkan percakapan antara dokter dan S (4 tahun) saat masih hidup, viral di jagat maya.

Dalam tayangan video tersebut, S sedang berada di ranjang RSUD  TC Hillers Maumere dan tengah dipangku ibunya.

Saat dipangku ibunya, S mengeluh jika mulutnya sakit. “Sakit,” kata S sebagaimana dilansir dari laman Instagram @unkinfo.id pada Rabu (10/5/2023).

Seorang dokter yang memeriksanya bertanya apakah S takut angin dan air atau tidak. Pertanyaan dokter ini untuk mengecek respons sang anak setelah digigit anjing yang terinfeksi rabies.

Baca juga: Aneka Potensi Bahaya di Rumah

“Kalau kena angin gitu bisa?” tanya sang dokter.

“Bisa,” jawab bocah tersebut.

Lalu, sang dokter pun mengibaskan nampan minum ke tubuh balita tersebut.

Baru kibasan pertama, S terlihat ketakutan dan langsung memeluk ibunya.

“Jangan, jangan,” kata S sebagai isyarat sang dokter menghentikan mengibaskan nampan minum ke arahnya.

“Iya,” jawab dokter.

Dokter kemudian mengecek respons S terhadap air dengan memberikan segelas air hangat.

Mulanya S enggan dan terlihat takut. Namuan setelah dibujuk sang bunda, S pun mau meminumnya meski satu teguk.

“Rasanya gimana enak tidak?” tanya dokter.

“Enak,” jawab S.

“Tidak terasa tercekik di sini?” tanya dokter lagi, sembari menunjukkan bagian leher.

“Tidak,” jawab S.

Baca juga: Orangtua Tak di Rumah, Balita Tewas Tenggelam di Kolam Ikan Koi

Itulah percakapan terakhir S yang berhasil divideokan. Tak lama berselang, S pun mengembuskan napas terakhir pada Senin (8/5/2023).

Saat percakapan itu terjadi, S sudah berada pada fase hydrophobia yaitu suatu kondisi ketakutan berlebih pada air.

Ketakutan ini bukan disebabkan oleh trauma melainkan ketakutan yang terjadi sebagai imbas dari infeksi virus rabies dan terjadi pada tahap akhir infeksi virus. Hydrophobia merupakan fase akhir dari infeksi virus rabies setelah sebelumnya mengalami phobia terhadap angina.

Direktur RSUD Tc Hillers Maumere, dr Clara Francis menjelaskan jika korban sebelumnya dirujuk ke rumah sakit pada Sabtu (29/4/2023) dengan keluhan demam, mual dan muntah.

Tim dokter langsung melakukan tindakan pengobatan sesuai keluhan yang disampaikan.

“Keesokan harinya, dokter mulai melihat gejala itu (takut pada angin yang berlanjut hydrophobia, red) dan orangtuanya melaporkan kalau anaknya kelihatan ketakutan, kemudian dokter mengobati keluhan-keluhan dari anak itu, mual muntahnya di obati,” kata Clara, sebagaimana dilansir dari laman TribunFlores.com, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: BIADAB! Ibu Bunuh Anak Kandung

Informasi diperoleh HSEmagz.com, S menderita luka di bagian wajah setelah digigit anjing ketika bermain di Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Peristiwanya terjadi pada Senin (24/4/2023).

Entah kenapa, keluarga tidak segera melarikan korban ke rumah sakit. Baru ketika S mengalami banyak keluhan di tubuh mungilnya, keluarga melarikannya ke RSUD TC Hillers Maumere pada Sabtu (29/4/2023) atau lima hari setelah mendapat gigitan anjing rabies.

Anjing liar yang menggigit S itu diketahui mati sehari setelah menggigit. Bangkainya kemudian dibawa Laboratorium Balai Besar Veteriner, Denpasar, Bali.

Sepanjang 2023, di NTT, terdapat 12 kasus tergigit anjing rabies. Enam kasus di antaranya, termasuk balita S, positif terinfeksi virus rabies. (Hasanuddin)

 

LEAVE A RESPONSE