JAKARTA, hsemagz.com – “Tanpa Baju dan APD, Dua Awak Tugboat Tewas di Dasar Palka,” demikian hsemagz.com menginformasikan tentang kasus kecelakaan kerja fatal (fatality accident) yang terjadi di kapal TK (tongkang) Jeems Transport/TB (tugboat) Bahtera 7 milik PT FAA/Anugrah Group yang tengah sandar di Dermaga A Pelindo Dumai, Kamis (27/4/2023) silam.
Kematian dua awak kapal tersebut bukan kali ini terjadi. Kecelakaan maut seperti ini begitu sering terjadi, dan cenderung terus berulang di berbagai tempat di negeri ini.
Kematian mereka ditengarai kuat karena menghirup gas beracun yang berada di area tertutup dan terkategori area terbatas (confined space).
Kematian mereka sejatinya bisa dicegah seandainya para pekerja tersebut mematuhi SOP tentang bekerja di area ruang terbatas. Salah satunya adalah dilakukan pengecekan dan pengukuran gas berbahaya di area ruang terbatas oleh petugas berkompeten, sebelum para pekerja memasukinya.
“Inilah peran penting higiene industri dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif. Higiene industri tidak saja penting, tetapi esensial,” kata Supandi saat memberikan sambutan dalam acara seminar bertajuk ‘Pentingnya Performa K3 dalam Menciptakan Lingkungan Kerja yang Aman dan Produktif Melalui Pendekatan Higiene Industri’ yang diselenggarakan PT HAS Environmental di Jakarta, baru-baru ini.
Kandidat Doktor Ilmu Komunikasi dari USahid yang juga pakar standardisasi ini memaparkan, higiene industri pada intinya adalah mengenali, mengukur, dan melakukan penilaian terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit dalam lingkungan kerja dan perusahaan.
Hasil pengukuran dan penilaian atau evaluasi tersebut menjadi dasar dilakukannya tindakan korektif guna pengembangan pengendalian yang lebih bersifat preventif terhadap lingkungan kerja (lingker).
“Dengan menerapkan higiene industri yang baik, benar, dan berkelanjutan, maka kesehatan dan keselamatan pekerja dapat dilindungi dan masyarakat sekitar industri atau perusahaan juga bisa terhindar dari berbagai bahaya faktor lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh beroperasinya suatu perusahaan,” kata Supandi, Direktur Pengembangan Bisnis PT HAS Environmental, kepada hsemagz.com yang menemuinya usai acara.
Dalam acara seminar yang diselenggarakan secara hybrid tersebut dihadirkan dua pakar higiene industri dari Amerika Serikat yaitu Wilson Rodriguez (Vice President Inteccon Inc) dan Aaron W Apostolico (American Industrial Hygiene Association). Juga Emanuel Eko Haryanto, professional hiegene industri dari Indonesia.
Saat menyampaikan materi bertajuk ‘Chemical & Physical Risk Assessment Decision Making,’ Wilson Rodriguez menjelaskan bahwa ada banyak potensi bahaya fisik dan kimiawi di sekitar tempat kerja yang harus diidentifikasi, diantisipasi, dimitigasi, diawasi, dan dievaluasi.
“Tujuannya adalah melindungi para pekerja dari berbagai risiko bahaya kimia dan fisik di tempat kerja,” kata Rodriguez seraya menjelaskan bahwa Higiene industri adalah ilmu pengetahuan untuk memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan bagi pekerja melalui antisipasi (anticipation), rekognisi (recognition), evaluasi (evaluation), dan pengawasan (control) terhadap kondisi tempat kerja yang bisa memicu gangguan kesehatan dan keselamatan pekerja.
Sedangkan Aaron lewat materinya berjudul ‘Confined Space Safety,’ lebih menekankan pentingnya aspek keselamatan ketika bekerja di area ruang terbatas.
Pada kesempatan itu, Aaron mengatakan bahwa kasus kecelakaan kerja fatal di area ruang terbatas di Amerika Serikat juga sering terjadi. Di Amerika Serikat, setiap tahun terjadi 122 peristiwa kecelakaan di area ruang terbatas dan mengakibatkan 173 kecelakaan fatal.
Menurut Aaron, tingginya kasus kecelakaan kerja di area ruang terbatas memicu OSHA mengeluarkan standar OSHA 29 CFR 1910.146 tentang ‘Permit-Required Confined Space’ yang merupakan regulasi bagi industri secara umum dan OSHA 29 CFR 1926.1200 Subpart AA tentang ‘Confined Space in Construction’ yang merupakan regulasi di industri konstruksi di Amerika Serikat.
Senada dengan para pemateri lainnya, lewat materinya bertajuk ‘Higiene Industri, Kunci Sehat dan Selamat,’ Emanuel Eko Haryanto menekankan pentingnya aspek higiene industri bagi upaya perlindungan tenaga kerja di tempat kerja dari berbagai potensi bahaya yang bisa mengancam keselamatan dan kesehatan.
“Hal ini selaras dengan tujuan K3 itu sendiri yaitu melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja (formal maupun informal) selalu dalam keadaan sehat dan selamat,” kata Emanuel.
Sementara itu, saat menutup acara, CEO PT HAS Environmental Husna Anwari mengajak seluruh pihak utamanya para pelaku industri untuk lebih peduli terhadap kondisi kesehatan dan keselamatan lingkungan di tempat kerjanya masing-masing dengan menerapkan aspek higiene industri yang baik, benar, dan berkesinambungan.
Selain perwakilan dari berbagai industri di Tanah Air, acara tersebut juga dihadiri oleh Dewi Rahayu dari AHKKI (Asosiasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja Indonesia) dan Saut Siahaan, pakar K3 Indonesia. (Hasanuddin)