GARUT, hsemagz.com – Puluhan warga Kabupaten Garut dan Tasikmalaya, Jawa Barat, dilarikan ke rumah sakit dengan gejala keracunan makanan seperti pusing, mual, dan muntah-muntah. Dua di antaranya bahkan meninggal dunia.
Peristiwa tersebut terjadi di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan, berdasarkan data hingga Selasa (10/10/2023) sore, total terdapat 39 orang yang terdampak dugaan keracunan. Puluhan warga itu berasal dari Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, dan Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya.
“Total yang terdampak ada 39 orang yang terdiri dari warga Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Kebanyakan dari Garut,” kata Leli Yuliani, sebagaimana dilansir dari laman Republika.co.id, Selasa (10/10/2023).
Menurut dia, dari total 39 orang yang mengalami gejala diduga karena keracunan, terdapat dua orang dilaporkan meninggal dunia. Satu orang merupakan warga Kabupaten Garut dan satu orang warga Kabupaten Tasikmalaya.
Sisanya, pasien masih ada yang menjalani rawat inap di Puskesmas Cilawu dan Klinik Cihideung, Kecamatan Cilawu. Namun, mayoritas warga yang terdampak sudah kembali ke rumahnya masing-masing untuk menjalani rawat jalan karena kondisinya tak terlalu mengkhawatirkan.
Kronologi
Leli menuturkan, keracunan yang dialami puluhan warga itu diduga dari makanan sate jebred yang dijual seorang pedagang di Pasar Bojong Loa, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Minggu (8/10/2023).
Mengingat lokasi pasar yang berada di wilayah perbatasan Garut dan Tasikmalaya, banyak warga dari Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, juga membeli sate jebred tersebut. Warga yang membeli diketahui bukan hanya untuk dikonsumsi pribadi, tapi juga sebagian ada yang menjualnya kembali.
“Satu korban yang meninggal dari Kecamatan Cigalontang juga merupakan pedagang di warung yang menjual kembali sate jebred dari pasar,” kata Leli.
Pada Minggu sore, setelah mengonsumsi sate jebred, sejumlah warga mulai merasakan gejala mual, muntah, dan diare. Namun, baru pada Senin (9/10/2023), warga berobat ke puskesmas.
Leli menyatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pelacakan karena dikhawatirkan masih ada yang bergejala keracunan. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut juga melakukan pengobatan, penanganan, kemudian juga pengiriman sampel, dan rujukan apabila diperlukan.
Ihwal sampel yang dikirim, Leli menyebutkan, pihaknya telah mengambil sisa muntahan dan sisa makanan. Sampel itu akan diuji laboratorium untuk menentukan penyebab pasti keracunan. “Mudah-mudahan dalam tiga hingga hari sudah keluar hasil uji lab,” kata dia.
Terkait pedagang sate jebred itu, menurut dia, sedang dilakukan penanganan oleh aparat kepolisian. Polisi juga disebut sempat ingin melakukan autopsi terhadap jenazah korban yang meninggal. Namun, pihak keluarga tidak mengizinkan.
Bupati Garut, Rudy Gunawan, meminta agar warga lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan olahan yang dijajakan di pasar atau jalanan.
“Saya mohon agar semua pihak hati-hati, kalau ada yang aneh-aneh jangan dimakan atau dibeli atau setelah dimakan jangan dilanjutkan makannya jika merasakan keanehan dalam hal rasa,” kata Rudy.
Sate Jebred
Sate Jebred atau di Cigalontang Tasikmalaya dikenal dengan nama Sate Gibrig adalah penganan berbentuk sate yang terbuat dari kulit sapi.
Umumnya, kulit sapi dipotong kotak-kotak sekitar satu cm, kemudian ditusuk. Namun berbeda dengan sate umumnya yang cara masaknya dibakar, Sate Jebred justru bukan dibakar, tetapi direbus.
Sebelum ditusuk dalam bentuk sate, maka potongan kulit sapi ini diberi bumbu. Umumnya bumbunya didominasi oleh kunyit sehingga warna Sate Jebred bernuansa kuning.
Untuk menambah rasa gurih, saat dimasak biasanya menggunakan kelapa parut, sehingga nuansa serundeng begitu kentara dalam pengananan Sate Jebred.
Setelah segala bumbu lengkap, maka potongan kulit tersebut mulai ditusuk. Seperti sate pada umumnya, satu batang tusuk bisa diisi oleh empat hingga lima potongan kulit sapi yang telah matang.
Biasanya satu tusuk Sate Jebred dijual dengan harga Rp1.000. Di pasar-pasar umum, pedagang Sate Jebred ini sudah jarang. Kita dapat menemui penganan ini di pasar-pasar tradisional. (Hasanuddin)