DEPOK, hsemagz.com – Siang itu terik matahari amat menyengat ketika memasuki kampus Universitas Indonesia (UI) di Depok, Jawa Barat.
Maklum, saat itu sekitar pukul 12.00. Posisi matahari tepat tegak lurus dengan bumi. Sengatannya begitu terasa menyakitkan di kulit, ketika memarkirkan kendaraan di area parkir Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM).
Toh, suasana langsung sejuk ketika bertemu Prof Dr Indri Hapsari Susilowati, SKM, MKKK di ruang kerjanya. Senyum langsung mengembang dari wajah Prof Indri.
“Lupa ya Pak. Padahal bapak kan pernah ke ruang kerja saya,” Prof Indri mengawali pembicaraan.
Tak dipungkiri, faktor ‘U’ membuat saya siang itu sempat ‘muter-muter’ di FKM UI yang luas.
Prof Dr Indri Hapsari Susilowati, SKM, MKKK, beberapa hari sebelumnya, dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap oleh Rektor Universitas Indonesia Prof Ari Kuncoro, SE, MA, PhD saat memimpin Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap di Balai Sidang UI, Rabu (4/10/2023).
Ibu tiga anak kelahiran kota Surabaya ini dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap UI setelah menyampaikan pidato ilmiahnya bertajuk ”Pendekatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk Mendukung Kelompok Pekerja Rentan di Tempat Kerja.”
Prof Indri merupakan Profesor ke-51 yang dikukuhkan UI di tahun 2023, sekaligus menjadi Profesor ke-5 dalam bidang ilmu K3 di FKM-UI. Ia dikukuhkan sebagai Profesor di saat usianya 46 tahun. Terbilang muda untuk seorang Profesor.
“Setelah Profesor, impian apa lagi yang belum tercapai?” tanya saya menggelitik.
“Ya Allah, pertanyaan yang susah,” jawab Prof Indri sembari tertawa.
Baginya, hidup bak air mengalir. Berjalan begitu saja, apa adanya. Ia tak mau memaksakan sesuatu yang di luar jangkauan atau kemampuannya. Seperti halnya Profesor. Mestinya gelar itu sudah ia rengkuh dua tahun lalu. Tetapi ia tak mau memaksakan, walau kesempatan saat itu sudah di depan mata.
“Waktu itu bisa saja sih saya lompat dari Lektor ke Profesor dan nggak mesti melalui Lektor Kepala. Tetapi untuk melakukan lompatan, jumlah publikasi harus mencukupi. Saat ini jumlah publikasi saya masih kurang,” kata Prof Indri.
Anak kedua dari empat bersaudara pasangan alm Abdul Adjis dan almh Sri Budi Astuti ini tak mau berambisi, meski saat itu ia sangat bisa mengurusnya dengan menambah publikasi-publikasi ilmiahnya. Alih-alih lompat, jabatan fungsionalnya pada 1 April 2021 justru naik menjadi Lektor Kepala.
“Jadi intinya mengalir saja seperti air. Ambisi sih ada, tetapi nggak terlalu ambisi, mengalir saja,” kata Prof Indri yang pada 2020 menerima penghargaan The Young Investigator Awards di ajang Asia Pasific Academic Consortium of Public Health.
Begitu pula dalam urusan jabatan. Semuanya ia jalani bak air mengalir. Di mana ada yang membutuhkan, di situlah ia hadir.
Penyuka makanan Jepang ini berkisah, pada 2021, ia diminta Dekan FKM UI untuk menduduki jabatan sebagai Manajer Kerjasama, Alumni, dan Ventura FKM UI. Ia tak bisa menolak.
Padahal saat itu ia baru terpilih kembali sebagai Kepala Departemen K3 FKM UI untuk periode kedua, setelah sebelumnya ia menduduki jabatan tersebut selama 5 tahun (2016 – 2021) di periode pertama.
“Periode kedua belum selesai, tapi karena Pak Dekan meminta untuk naik jadi manajer, saya kemudian berdiskusi dengan teman-teman di departemen. Mayoritas mereka mengijinkan saya untuk menerima tawaran dari Pak Dekan menjadi Manajer. Padahal untuk menjadi manajer itu enggak pernah ada bayangan, enggak pernah ada keinginan. Ya itu tadi, jadi kalau memang ada yang membutuhkan dan di situ saya merasa mampu, saya bantu,” katanya.
Prof Indri menjadi Profesor Ilmu K3 ke-5 di FKM-UI. Sebelumnya ada Prof Dra Fatma Lestari MSi, PhD; Prof Dr dr L Meily Kurniawidjaja, MS, SpOk; Prof Dr Ir Sjahrul Meizar Nasri, MS In Hyg; dan Prof Doni Hikmat Ramdhan, SKM, MKKK, PhD. Dua nama terakhir, dikukuhkan sebagai Buru Besar Tetap di UI berbarengan dengan Prof Indri.
Kendati demikian, setelah menjadi Profesor, justru banyak Guru Besar yang berbisik kepadanya. “Mumpung masih muda, kalau bisa kariernya tidak hanya di lingkungan FKM-UI, tapi naik ke UI, naik lagi ke Dikti. Harus bisa memegang salah satu jabatan eselon satu di Dikti, begitu,” kata peraih Best Paper Award di ajang The 10th Association Pasific Rim Universities (APRU) Population Aging Conferences, Keio University, Jepang tahun 2019 ini menirukan kembali ‘bisikan-bisikan’ beberapa Guru Besar yang sempat mampir di telinganya.
Lantas, bagaimana reaksi Prof Indri? “Waduh saya nggak ada kepikiran ke sana walaupun sudah ada beberapa tawaran yang datang. Belum lah, belum kepikiran ke sana. Saya harus tetap mawas diri, sanggup gak untuk ke sana, dan tentunya juga harus seizin suami,” katanya.
Terkait suami, Prof Indri langsung menggandeng tangan sang suami yang duduk di deretan bangku VIP ketika upacara pengukuhan Guru Besar Tetap di Balai Sidang UI, Rabu (4/10/2023 lalu, usai dilaksanakan.
Ekspresi wajahnya siang itu begitu ceria. Senyum terus mengembang sembari menggandeng tangan suami melangkah keluar ruang Balai Sidang.
“Alhamdulillah suami senang karena memang beliau sangat support asal apa yang saya lakukan memang positif ya dan tidak meninggalkan kewajiban saya sebagai ibu dan istri di rumah,” kata pemegang sertifikasi Auditor SMK3 dari Kemnaker tahun 2018 ini sumringah begitu berbicara masalah keluarga.
Buah pernikahannya dengan Agus Setiawan, Prof Indri dikaruniai tiga anak; Muhammad Faturrizki Budiman, Fatimah Wardah Budiman, dan Freya Khalisha Setiawan.
“Yang paling besar sudah kuliah semester 7, yang nomor dua kelas 2 SMA, dan yang bungsu masih duduk di bangku kelas 2 SD,” katanya.
Ditanya soal waktu untuk keluarga, Prof Indri mengakui bahwa ia dan suami sama-sama bekerja. Apalagi sang suami bekerja di bidang perminyakan, persisnya di lepas pantai (offshore), yang terkadang bekerja di lepas pantai hingga dua minggu. Jika sudah begitu, ia dan suami akan berbagi peran.
Ketika suami bekerja di lepas pantai, maka ia yang akan menjaga dan memantau anak-anak. Sebaliknya ketika suami sedang tidak bekerja lepas pantai, maka giliran sang suami yang menjaga dan memantau ketiga anak mereka.
“Jika dua-duanya sibuk, maka anak paling besar biasanya yang melakukan tugas yang sama. Kalau ada kesibukan juga, maka tugas diserahkan kepada si mbak yang biasa menjaga terutama si bungsu,” ujarnya.
Baginya, keluarga adalah nomor satu. Sesibuk apapun, perhatian terhadap suami dan anak-anak tetap menjadi prioritasnya.
Guna menjaga keharmonisan dalam rumah tangga dan anak-anak, setiap tahun Prof Indri dan keluarga selalu meluangkan waktu selama beberapa hari untuk travelling ke berbagai tempat, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Untuk menjaga kebugaran, Prof Indri selalu menyempatkan diri berolahraga. Minimal sepeda statis di rumahnya atau jalan kaki di sekitar lingkungan rumahnya yang asri di kawasan Sukma Jaya, Depok, Jawa Barat.
Berbicara soal olahraga, siapa sangka, Prof Indri ternyata memiliki hobi lari. Ia bahkan acap mengikuti beberapa event terkait marathon. Utamanya yang diselenggarakan di kampusnya, UI.
Misalnya saja BNI-UI Half Marathon (2019 dan 2023). Tapi bukan marathon yang 40 km , paling 2 km dan 5 km. Pernah juga ikut marathon yang 7,5 km dalam rangka HUT RI ke-75.
Motto hidup? “Bekerja dengan sebaik mungkin, seoptimal mungkin. Intinya, dalam melakukan segala hal, lakukan sebaik mungkin dan seoptimal mungkin, karena sebenarnya apa yang kita lakukan adalah ibadah. Entah itu bekerja, mengajar, dan sebagainya. Pokoknya lakukan sebaik mungkin dan seoptimal mungkin supaya ibadah kita juga semakin baik,” pungkasnya. (Hasanuddin)
BIODATA SINGKAT
Nama : Prof Dr Indri Hapsari Susilowati, SKM, MKKK
Tempat tanggal lahir : Surabaya, 12 Agustus 1977
Jabatan : Guru Besar
Suami : Agus Setiawan
Anak : 1. Muhammad Faturrizki Budiman
-
-
-
- Fatimah Wardah Budiman
- Freya Khalisha Setiawan
-
-
Riwayat Pendidikan
- 1999 : Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM), FKM-UI
- 2008 : Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MKKK), FKM-UI
- 2012 : Doctor of Human Science Design, Kyushu University, Jepang
Riwayat Jabatan Struktural
- 2021 – sekarang : Manajer Kerjasama, Alumni, dan Ventura FKM UI
- 2016 – 2021 : Ketua Departemen K3 FKM UI
- 2013 – 2016 : Ketua Program Studi Magister K3 FKM UI
Riwayat Organisasi
- 2021 – sekarang : Association Pasific Rim Universities (APRU) Population Aging, Steering Committee
- 2021 – sekarang : Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI), Tim Ahli Kurikulum
- 2015 – sekarang : Indonesia Industrial Hygiene Association (IIHA), Anggota