BLORA, hsemagz.com – Kasus kecelakaan yang merenggut nyawa Key Kania Raya (12) saat menjalani latihan panjat tebing di Lapangan Kridosono, Blora, Jawa Tengah pada Rabu (8/11/2023), patut menjadi perhatian semua pihak.
Betapa tidak, Key yang masih duduk di bangku kelas 1 sebuah SMP di Blora tersebut merupakan atlet muda berbakat. Ia bahkan tercatat sebagai atlet Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Blora.
Jalan hidupnya masih sangat panjang. Prestasinya di cabang olahraga panjat tebing pun masih sangat terbuka lebar.
Bukan tidak mungkin prestasinya bisa saja mengikuti jejak seniornya, Aries Susanti Rahayu (28), spiderwoman asal Grobogan yang memecahkan rekor dunia dalam nomor speed putri dengan membukukan 6,995 detik dalam ajang Piala Dunia Panjat Tebing (IFC World Cup) di Xiamen, China, Sabtu (19/10/2019).
Kesempatan itu sangat terbuka lebar bagi Key, mengingat usianya masih 12 tahun. Tetapi pintu kesempatan itu mendadak tertutup amat rapat ketika ia mengalami kecelakaan saat menjalani latihan, yang mengakibatkan nyawanya melayang.
Menurut Bayu, pelatih, korban terjatuh saat akan turun dari Top Rope.
“Itu pemanjatan terakhir mas. Pemanjatan terakhir itu dia mau Top Rope. Itu kan pengamannya dari atas, dia masang, saya juga ngawasi udah klik. Dia naik mas, naik gak sampai Top, dia turun langsung turun trus lepas. Dia terjatuh itu,” kata Bayu di lokasi kejadian sebagaimana dilansir dari laman blora-ekspres.com, Kamis (9/11/2023).
Baca juga: Lagi, Atlet Muda Berbakat Meninggal. Kok Bisa?
Mantan pegiat panjat tebing, Bayu Prasetyo, mengkritisi keterangan pelatih akan kronologi kejadian di atas.
“Dari keterangan pelatih, pemanjatan yang dilakukan Key terkategori top rope climbing. Pemanjatan jenis ini sebenarnya merupakan pemanjatan yang bagus untuk pemula sebab tali sudah terpasang di anchor system di atas dan terhubung dengan belayer di bawah,” kata Bayu yang dihubungi hsemagz.com, Jumat (10/11/2023) sore.
“Tetapi keterangan pelatih ‘dia masang,’ kemudian menjadi blunder. Mestinya untuk pemula, pemasangan anchor system di bagian atas tidak diserahkan kepada atlet yang menjalani latihan, melainkan oleh si pelatih,” sambung Bayu.
Semua Prosedur Latihan Akan Dievaluasi
Sementara itu, Ketua FPTI Kabupaten Blora Christian Prasetya tegas mengatakan bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan panjat tebing di Lapangan Kridosono Blora dihentikan untuk sementara waktu dan dengan batas waktu yang belum ditentukan.
“Kita akan menghentikan semua kegiatan latihan panjat (tebing) sampai batas waktu yang belum ditentukan,” kata Christian sebagaimana dilansir dari laman infopublik.com, Jumat (10/11/2023) malam.
Dikatakan, ia bersama jajaran FPTI Blora akan mengevaluasi semua prosedur latihan agar kejadian yang sama tidak terulang di kemudian hari.
“Kami sangat bersedih atas kejadian ini. Kami mengucapkan duka cita yang mendalam. Dan kami akan mengevaluasi semua kegiatan serta mengevaluasi semua prosedur latihan,” katanya.
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, Key Kania Raya terjatuh dari ketinggian 6 meter saat menjalani latihan panjat tebing di Lapangan Kridosono, Blora, Rabu (8/11/2023) sore.
Siswi kelas 1 SMP 2 Blora itu sempat mendapat perawatan intensif di RSUD Blora. Namun karena lukanya yang parah di bagian kepala, ia dinyatakan meninggal pada Kamis (9/11/2023) sekira pukul 01.00 dinihari.
Kasus kematian Key saat ini masih dalam penyelidikan aparat kepolisian dari Polsek Blora. Dari penyelidikan nantinya akan diketahui apakah kasus kecelakaan fatal yang menimpa Key ini murni kecelakaan atau ada kelalaian. Utamanya terkait prosedur latihan panjat tebing. (Hasanuddin)