HSEMagz

Bukan Sekedar Berita

Safety, Health, & Environtment

Soehatman Ramli: K3 Ibarat Rem Kendaraan Bagi Perusahaan

BEKASI, hsemagz.com – Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ibarat rem pada suatu kendaraan bagi perusahaan.

Dia berfungsi sebagai pengendali supaya tidak terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.

Sebab kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan berdampak multidimensional. Setiap hari rata-rata 8 pekerja meninggal dunia akibat kecelakaan kerja. Belum lagi kerugian ekonomi yang amat tidak sedikit.

Demikian disampaikan Soehatman Ramli saat memberikan sambutan pada acara soft launching buku Soehatman Ramli: Pengabdian 50 Tahun K3 sekaligus perayaan HUT beliau ke-75 di Omah Belajar, e-Connection, Mega Bekasi Hypermall, Jumat (17/11/2023).

“K3 ibarat rem pada suatu kendaraan. Kalau seluruh kendaraan di dunia ini tidak memiliki rem, apa yang akan terjadi? Dia akan melaju tak tentu arah dan pada akhirnya akan terjadi kecelakaan. Begitu pula di perusahaan,” kata Soehatman.

Karena itu, pra kelahiran Kerinci, Jambi 75 tahun silam ini mengajak seluruh masyarakat dan berbagai pihak untuk terus mengutamakan aspek keselamatan di setiap aktiviitas kehidupan sehari-hari, agar tercipta budaya K3 ditengah kehidupan sehari-hari masyarakat.

Soehatman Ramli (kanan) saat memberikan buku “Soehatman Ramli: Pengabdian 50 Tahun K3” kepada Musanif Mukti, perwakilan dari PAKKI, Jumat (17/11/2023). (Foto: Hasanuddin)

Soehatman menambahkan, kunci sukses penerapan K3 di tempat kerja adalah disiplin. Ayah empat anak dan kakek delapan cucu ini mencontohkan bagaimana masyarakat Jepang memiliki tingkat disiplin yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-harinya.

Kedisiplinan dalam keseharian masyarakat Jepang tersebut kemudian terbawa ke tempat kerja. “Jangan heran jika kecelakaan kerja yang fatal di Jepang sangat jarang terjadi,” katanya.

Soehatman yang sudah berkecimpung di dunia K3 selama 50 tahun sejak dirinya bekerja di RU III Plaju pada Maret 1974 ini tak henti-hentinya mengajak semua orang untuk terus membudayakan safety dalam keseharian. Termasuk membudayakan aspek K3 di tempat kerja.

Menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun bagi Soehatman Ramli yang merayakan HUT ke-75, Jumat (17/11/2023). (Foto: Hasanuddin)

Budaya safety atau K3, katanya, tidak akan tercipta apabila tidak mendapat dukungan penuh dari negara dan para pemimpin negara.

Chairman World Safety Organization (WSO) Indonesia ini berkisah, bagaimana selama ini ia susah payah menemui para petinggi negara untuk meyakinkan bahwa K3 merupakan salah satu aspek penting dalam upaya membangun peradaban sebuah bangsa sekaligus memajukan negara.

Ketika menemui Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Soehatman yang datang bersama teman-teman ahli K3, hanya diterima staf dan tidak langsung oleh Menko.

Di DPR RI, Soehatman dan tim malah ditanya datang mewakili siapa dan kenapa yang datang hanya sedikit. “Mana yang lain,” kisah Soehatman menirukan kembali ucapan sang politisi di Senayan kala itu.

Satu-satunya lembaga kementerian yang antusias menerimanya adalah Kementerian Negara Urusan Kemasyarakatan yang kala itu dijabat Anak Agung Gede Agung di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Soehatman Ramli memberikan kue ulang tahun kepada Koordinator Tim Pembuatan buku “Soehatman Ramli: Pengabdian 50 Tahun K3” yang juga Ketum Forum QHSE BUMN Konstruksi, Subkhan, Jumat (17/11/2023). (Foto: Hasanuddin)

“Nah ini yang saya cari…” kata Menteri Anak Agung Gede Agung ketika itu sebagaimana ditirukan kembali Soehatman Ramli.

“Pak Menteri berkeinginan untuk membangun masyarakat Indonesia yang berbudaya safety, disiplin dalam berkehidupan,” kata peraih WSO James K William Award dari WSO di Las Vegas, Amerika Serikat ini.

Pak Menteri langsung membentuk Tim dengan prioritas adalah membangun budaya disiplin di jalan raya. Tim langsung bersidang menyusun program.

“Tetapi tiba-tiba dan tanpa diduga, Gus Dur dilengserkan dari jabatannya sebagai Presiden RI. Kementerian Negara Urusan Kemasyarakatan terkena dampaknya. Kementerian itu dibubarkan, dan harapan membangun masyarakat berbudaya safety, hilang begitu saja,” katanya.

Meski usianya kini sudah 75 tahun, Soehatman Ramli tetap aktif dan produktif dalam menulis buku. Pada hari yang sama, ia pun segera meluncurkan buku berjudul “Komunikasi K3: Implementasi Elemen K3” yang dibuatnya bersama Sugiarto.

Bersama Komar Adiwijaya, ia pun bersiap meluncurkan buku bertajuk “K3 dalam Perspektif Religi.”

Penulis sekaligus Koordinator Tim Editor buku Hasanuddin tengah menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan buku “Soehatman Ramli: Pengabdian 50 Tahun K3.” (Foto: Farhansyah)

Sementara itu Koordinator Tim Pembuatan Buku “Soehatman Ramli: Pengabdian 50 Tahun K3”, Subkhan mengatakan bahwa buku ini dibuat sebagai persembahan atas dedikasi Soehatman Ramli yang sudah 50 tahun mengabdikan diri bagi perkembangan dan kemajuan dunia K3 di Indonesia.

Buku ini, kata Subkhan, tak sekadar menyajikan sekilas perjalanan karier Soehatman Ramli selama 50 tahun mendedikasikan diri bagi kemajuan K3 nasional.

Tetapi juga merupakan kumpulan tulisan yang akan ditulis langsung oleh lebih 50 pakar K3 dari berbagai sektor industri di Tanah Air dan para akademisi.

Menurut rencana buku Soehatman Ramli: Pengabdian 50 Tahun K3 akan dirilis pada akhir April 2024 bertepatan dengan Hari K3 Dunia. (Hasanuddin)

LEAVE A RESPONSE