JAKARTA, HSEmagz.com – Bulan suci Ramadhan tinggal berbilang hari. Dan, satu bulan setelah itu, Lebaran pun tiba.
Bagi bangsa Indonesia, Hari Raya Iedul Fitri atau lebaran adalah hari pulang kampung nasional atau lebih dikenal sebagai mudik lebaran. Pada momen ini, jutaan orang akan melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman.
Hanya saja pandemi Covid-19 yang menerpa Indonesia pada 2 Maret 2020 disusul dengan berbagai kebijakan ihwal penguncian wilayah (lock down) plus pembatasan kegiatan (PPKM), jutaan orang tak bisa mudik ke kampung halaman guna merayakan lebaran bersama sanak famili.
Kini, setelah lebih dua tahun terutama setelah pemerintah mencabut pembatasan kegiatan masyarakat, masyarakat kembali bergairah untuk melakukan perjalanan ritual mudik.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memprediksi jumlah pemudik pada musim Lebaran 2023 akan mencapai 123,8 juta orang. Jumlah tersebut meningkat 14,2 persen dibandingkan prediksi pergerakan masyarakat pada Lebaran tahun 2022 yang mencapai 85,5 juta orang.
Sebelumnya dan sebagai perbandingan, jumlah pemudik pada tahun 2021 terdata di angka 1,5 juta orang dan 2020 sebanyak 297 ribu orang. Hal itu terjadi karena adanya batasan pergerakan orang pada musim Covid-19.
“Penanganan arus mudik dan balik pada Lebaran tahun 2023 ini sangat menantang. Maka itu, kami telah menyiapkan langkah antisipasi sejak awal tahun,” kata Budi Karya sebagaimana dilansir dari laman hubdat.dephub.go.id, Jumat (17/3/2023).
Dari total prediksi jumlah pemudik tersebut, pemilihan moda transportasi di tahun ini diperkirakan didominasi mobil pribadi, yakni sebesar 22,07 persen atau 27,32 juta orang. Kemudian pengguna sepeda motor sebesar 20,3 persen (25,13 juta orang), bus 18,39 persen (22,77 juta orang), kereta api 11,69 persen (14,47 juta orang), dan mobil sewa 7,7 persen (9,53 juta orang).
Pergerakan pemudik sebesar 77,3 juta orang (62,5 persen) berasal dari Pulau Jawa. Daerah asal pemudik terbanyak berasal dari Jawa Timur 17,1 persen (21,2 juta orang). Berikutnya Jawa Tengah 15,1 persen (18,7 juta orang), Jabodetabek 14,8 persen (18,3 juta orang), Jawa Barat 12,1 persen (14,9 juta orang) dan Sumatera Utara 3,6 persen (4,4 juta orang).
Di sisi lain, daerah tujuan terbanyak adalah Provinsi Jawa Tengah 26,45 persen (32,75 juta orang). Selanjutnya Provinsi Jawa Timur 19,87 persen (24,60 juta orang), Provinsi Jawa Barat 16,73 persen (20,72 juta orang), Jabodetabek 6,52% (8,07 juta orang) dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 4,78 persen (5,9 juta orang).
Tol Trans Jawa masih menjadi jalur favorit untuk mudik, yakni 33,35 persen (9,2 juta orang). Pilihan pantai jalur utara (pantura) Jawa sebanyak 5,63 persen (1,5 juta) dan jalur pantai selatan (pansela) Jawa 5,04 persen (1,4 juta orang).
Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-1, yakni Jumat, 21 April 2023, dengan prediksi pergerakan pemudik sebanyak 17,7 juta orang atau 14,3 persen. Peningkatan pergerakan pemudik diperkirakan terjadi sejak H-3 atau Rabu, 19 April 2023.
Sementara untuk puncak arus balik, diprediksi terjadi pada H+2 atau Selasa, 25 April 2023. Pergerakan arus balik diperkirakan masih cukup tinggi hingga H+3 Lebaran 2023 pada Rabu, 26 April 2023.
Menanggapi hal ini, pakar transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, setidaknya ada lima hal yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh dari pemerintah.
Pertama, kata akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini, pengaturan rest area di jalan tol.
Kedua, pengelolaan atau manajemen Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauheni. Ketiga, keselamatan pemudik yang menggunakan sepeda motor sebab mereka sangat rentan kecelakaan lalu lintas.
“Keempat, Program Mudik Gratis, dan kelima jalur (jaringan jalan) yang akan digunakan untuk mudik,” kata Djoko. (Hasanuddin)