HSEMagz

Bukan Sekedar Berita

Fatality Accident Nasional

Kecelakaan Lift: Pengawasan Kerja Diserahkan kepada Pemborong

BANDARLAMPUNG, hsemagz.com – Pihak sekolah dari Yayasan Az-Zahra akhirnya angkat bicara terkait kecelakaan kerja fatal (fatality accident) yang menewaskan tujuh dari sembilan pekerjanya ketika lift yang merena naiki terjun bebas dari lantai lima ke lantai dasar.

Kepala Sekolah SD Az-Zahra Iqbal Hafidz Hakim mengatakan bahwa pengerjaan renovasi sport area di lantai lima dikerjakan secara borongan.

Kendati demikian, ia mengaku tidak tahu siapa yang melakukan pekerjaan renovasi tersebut.

“Pekerjaan ini borongan, tidak tender dan sudah berjalan dari bulan tiga, tetapi untuk vendornya saya tidak tahu. Untuk pengawasan kerja juga dilakukan oleh pihak pemborong,” katanya singkat saat ditemui para wartawan di Sekolah Islam Terpadu (SIT) SD Az-Zahra yang berlokasi di Jl Mayjen DI Panjaitan pada Kamis (6/7/2023) siang.

Saat ditanya lebih jauh, Iqbal memilih diam dengan dalih kasus ini telah diserahkan kepada pihak kepolisian.

Baca juga: Diduga Kelebihan Muatan, Lift Jatuh dan Tewaskan 7 Pekerja

Sementara itu, kasus kecelakaan kerja berupa lift jatuh dan menewaskan tujuh dari sembilan pekerja, membetot perhatian Polda Lampung untuk menyambangi tempat kejadian perkara (TKP).

Pihak kepolisian, kata Dirkrimum Polda Lampung Kombes Pol Reynold Hutagalung saat ini tengah melakukan pendalaman apakah peristiwa kecelakaan kerja di SD Az-Zahra yang menewaskan tujuh orang itu terdapat unsur pidana atau tidak.

“Kami sedang melaksanakan  tugas dalam penyelidikan apakah ada suatu kelalaian kerja pada kecelakaan lift tersebut guna menentukan apakah adanya peristiwa pidana atau tidak,” kata Kombes Pol Reynold Hutagalung usai meninjau TKP sebagaimana dilansir dari antaranews.com, Kamis (6/7/2023).

Ia mengatakan, kepolisian baik dari Polda Lampung dan Polresta Bandarlampung saat ini sedang bekerjasama dengan pihak Yayasan Az-Zahra melakukan investigasi terkait kapan dimulainya kontrak kerja sama dengan pemborong yang merenovasi sport area di sekolah tersebut.

“Ini yang sedang kami lakukan pendalaman sejak kapan perusahaan ini melaksanakan renovasi di Az-Zahra. Jadi akan dicek dan ricek dalam hal kerja sama antara pihak Az-Zahra dan perusahaan yang diberikan mandat,” katanya.

Sebab, lanjut dia, berdasarkan hasil pengamatannya lift yang ditumpangi sembilan orang tersebut memang diperuntukkan guna mengangkut barang dan ukurannya pun kecil.
“lift nya tidak besar, jadi kalau sembilan orang masuk sudah pasti berhimpitan. Sewajarnya juga lift ada kapasitas maksimum, terlebih lift ini untuk barang tapi diisi orang ini juga yang akan kami lakukan pendalaman terhadap dampak yang mengakibatkan sembilan orang mengalami kecelakaan kerja,” kata dia.

Berdasarkan pengamatan di lokasi kejadian, lift ‘maut’ tersebut memang berukuran kecil. Berukuran sekitar 1,3 meter x 1,5 meter dan terbuat dari bahan logam yang berbentuk jeruji besi.

Tak diketahui jelas, bagaimana sistem angkat dan angkut (hoist) yang digunakan pada lift barang tersebut.

Reynold pun meminta agar pihak Az-Zahra dapat secara proaktif memberikan keterangan yang sebenar-benarnya atas peristiwa yang memakan korban jiwa tujuh orang ini.

“Kami sudah proaktif untuk datang ke TKP sehingga pihak yayasan pun saya minta proaktif juga guna memberikan keterangan yang sebenar-benarnya,” kata dia. (Hasanuddin)

LEAVE A RESPONSE