JAKARTA, hsemagz.com – Gelaran Indonesia Construction Safety Awards (ICSA) 2023 jangan hanya menjadi seremonial belaka. Lebih dari itu, ICSA yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia (PAKKI) diharapkan menjadi spirit demi terwujudnya budaya konstruksi yang berkeselamatan di Indonesia.
Pada helatan ICSA 2023 yang diselenggarakan di Auditorium Bina Karna, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (2/11/2023) malam, 61 penghargaan diberikan kepada 28 Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK).
“(ISCA) Ini acara penting. Penyelenggaraan ICSA merupakan wujud upaya kita bersama dalam membudayakan keselamatan konstruksi. Kita (Kementerian PUPR, red) ada upaya mau membudayakan keselamatan konstruksi di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan memberi penghargaan kepada semua pihak yang telah berusaha keras mewujudkan keselamatan konstruksi di perusahaannya masing-masing. Kedepan, kita harus membiasakan diri, orang yang baik hita beri penghargaan, yang tidak baik kita kasih pembinaan,” kata Direktur Keberlanjutan Konstruksi Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Kimron Manik ketika ditemui usai penyelenggaraan ICSA 2023 di Hotel Bidakara, Kamis (2/11/2023) jelang tengah malam.
“Saya berharap pemberian penghargaan ini dapat menambah semangat bisnis dan usaha konstruksi, dan tentunya mendorong para pihak untuk membudayakan konstruksi yang berkeselamatan,” Kimron menambahkan.
Baca juga: Lebih 20 Perusahaan Jasa Konstruksi Terima Penghargaan di Ajang ICSA 2023
Ia mengakui bahwa penerapan keselamatan konstruksi di Indonesia masih jauh dari harapan. Tetapi setidaknya pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR sudah mengeluarkan aneka regulasi, sosialisasi, pelatihan terkait keselamatan konstruksi.
Dari segi regulasi, katanya, telah diterbitkan Peraturan Menteri PUPR No 10 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) yang mengadopsi ISO 45001:2018 tentang SMK3 dan ISO 9001:2015 tentang manajemen mutu.
Regulasi tersebut didukung dengan pelaksanaan pendampingan, peningkatan kompetensi, dan kapasitas tenaga ahli dalam pengerjaan konstruksi, dan diperkuat dengan penguatan pengawasan pengerjaan konstruksi.
“Dengan adanya usaha bersama dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan mitra konstruksi, diharapkan budaya keselamatan konstruksi di Indonesia dapat menyamai negara-negara maju yang menganggap keselamatan konstruksi sebagai kebutuhan dan bukan lagi sebagai kewajiban pemenuhan peraturan perundang-undangan (compliance). Semoga dalam dua tiga tahun ke depan ada hasilnya. Budaya bukan sesuatu yang instan, ia berproses,” kata Kimron yang semalam hadir mewakili Dirjen Bina Konstruksi Kemen PUPR Rachman Arief Dienaputra.
Pada kesempatan itu, Kimron mengucapkan terima kasih kepada PAKKI yang telah menyelenggarakan ICSA untuk kedua kalinya sejak 2020.
Menurutnya, PAKKI turut andil dalam menumbuhkan dan meningkatkan budaya berkeselamatan di Badan Usaha Jasa Konstruksi melalui pendampingan penerapan keselamatan konstruksi di proyek-proyek konstruksi, terutama yang memiliki risiko tinggi. Sehingga PAKKI menjadi salah satu unsur yang sangat penting dalam mencapai target sektor konstruksi yang berkeselamatan di Indonesia.
“Pada malam puncak penghargaan ini terdapat 5 kategori penghargaan. Hal ini menjadi potret bahwa kepemimpinan merupakan aspek penting dalam budaya keselamatan konstruksi, ditambah dengan respons yang tanggap dan juga inovasi dalam menunjang manajemen keselamatan konstruksi, dan ini juga sudah kita buktikan di masa-masa penjurian,” pungkas Kimron.
Sebelumnya, Ketua Umum PAKKI Lazuardi Nurdin mengatakan bahwa ICSA merupakan bentuk apresiasi dari PAKKI terhadap BUJK yang telah berupaya optimal dalam menerapkan SMK3 dan SMKK.
“Ajang ini diharapkan akan memacu dan memotivasi bisnis jasa usaha konstruksi menuju peningkatan budaya K3 di sektor konstruksi nasional sebagaimana dicita-citakan bersama,” kata Lazuardi yang ditemui usai acara.
Kecelakaan Masih Tinggi
Sementara itu, Direktur Bina Kelembagaan K3 Heri Susanto menyatakan, kasus kecelakaan kerja saat ini masih relatif tinggi. Kecelakaan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan menimpa siapa saja, tanpa diduga baik di tempat kerja, jalan raya, laut maupun di rumah.
“Kecelakaan tidak hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material, tapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh bahkan merusak lingkungan, yang berujung berdampak kepada masyarakat luas. Karena itu perlu upaya nyata untuk mencegah dan memerangi terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja secara maksimal,” kata Heri Susanto yang malam itu hadir mewakili Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker Haiyani Rumondang.
Secara teori kecelakaan dapat dihindari dengan melaksanakan prinsip-prinsip K3. Pengendalian risiko terjadinya kecelakaan kerja harus diupayakan secara terus menerus melalui upaya-upaya pendekatan keselamatan, baik yang modern melalui pendekatan kesisteman, maupun secara sederhana hanya dengan memasang rambu-rambu tanda keselamatan maupun perilaku selamat.
Pelaksanaan K3 merupakan salah satu upaya perlindungan pekerja dalam menciptakan tempat kerja yang sehat dan selamat.
Dikatakan, upaya-upaya yang telah dilaksanakan Kementerian Ketenagakerjaan selama ini adalah berupa penyusunan dan pembaruan norma, standar kriteria, prosedur, serta peraturan pembinaan dan pengawasannya terhadap pelaksanaan peraturan perundangan-undanganan K3.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran pengurus perusahaan dan pekerja tentang manfaat pelaksanaan K3, yang pada akhirnya dapat meningkatan efisiensi dan produktivitas.
Pendekatan K3 secara modern dapat dilaksanakan dengan menerapkan SMK3, yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas lingkungan K3 secara terukur, terstruktur dan terintegrasi dengan sistem perusahaan.
Pada kesempatan ini, pihaknya mengingatkan kembali bahwa suatu tindakan baik yang dilakukan terus menerus akan menghasilkan sesuatu yang baik. Upaya K3 merupakan salah satu budaya yang baik.
“Buat kami pemerintah dan Kemenaker khususnya, penguatan budaya K3 menjadi suatu insight yang akan terus menerus dikembangkan. Kami harap semua masyarakat semakin memahami untuk segera memulai budaya K3 dengan langkah-langkah yang sederhana, mudah lagi murah. Antara lain membersihkan tempat kerja satu hari sekali secara teratur yang akan menyebabkan penurunan jumlah pekerja yang sakit karena terpapar debu, terjatuh karena lantai licin, dll,” pungkasnya. (Hasanuddin)