Ketika Implementasi K3 Dilakukan Secara Enjoy dan dari Hati
BOGOR, hsemagz.com – Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) identik dengan segepok peraturan dan segudang standardisasi plus prosedur. Tujuannya memang supaya tidak terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menimpa pekerja dan orang lain di tempat kerja.
Segepok peraturan lengkap dengan standardisasi dan prosedur itu harus diketahui, dipahami, dipatuhi, dan dilaksanakan oleh seluruh pekerja. Tanpa kecuali.
Caranya, beraneka ragam. Tergantung kebijakan masing-masing perusahaan. PT Maleo Rachma Indo Abadi (MRIA) melakukan sosialisasi, edukasi, sekaligus implementasi K3 kepada seluruh karyawannya, dengan cara berbeda.
Pihak manajemen PT MRIA melakukannya secara enjoy dan terkesan santai tapi serius. Prinsip-prinsip K3 disosialisasikan kepada seluruh karyawan dengan berbagai cara. Mulai dari diskusi santai, berbagi pengetahuan dan pengalaman, olahraga bersama, hingga permainan.
“Jadikanlah K3 sebagai sesuatu yang enjoy, bukan untuk diperdebatkan apalagi ditakuti karena menyangkut berbagai peraturan, standar, dan prosedur. Melaksanakan K3 itu harus dari hati, karenanya harus enjoy,” kata Wawang Rusmawan, HSE Manager PT Maleo Rachma Indo Abadi ketika disambangi hsemagz.com di ruang kerjanya di kawasan Babakan Madang, Sentul, Bogor, Rabu (21/11/2023).
PT MRIA cukup beruntung karena mendapat dukungan penuh dari pimpinan puncak, yang sekaligus pemilik perusahaan, H Yadi Supriyadi. Bahkan, kata Wawang, pihak owner turun langsung dan terlibat dalam berbagai kegiatan terkait K3.
Ia lantas memutar salah satu video tentang bagaimana keterlibatan langsung pimpinan puncak dalam setiap kegiatan terkait sosialisasi dan edukasi K3.
Dalam video berdurasi empat menit itu jelas terlihat bagaimana H Yadi Supriyadi sebagai pemilik perusahaan, melebur menjadi satu dengan seluruh karyawan. Tak ada jarak yang ditarik secara tegas antara pemilik dan karyawan dari berbagai jenjang.
Dalam berbagai kesempatan, kata Wawang, owner bahkan turun langsung ke lapangan dan langsung mengomandani operasi peledakan (blasting) di suatu proyek. Pendekatan yang dilakukan owner adalah role model, memberikan contoh langsung dan nyata kepada seluruh karyawannya.
Sebagai informasi, PT MRIA merupakan perusahaan yang didirikan pada 2014 dan bergerak di bidang layanan jasa pengeboran (drilling) dan peledakan (blasting).
Wawang sadar bahwa perusahaannya terkategori perusahaan berisiko tinggi. Karena itu pihak manajemen berupaya menjadikan keselamatan sebagai budaya di perusahaannya. Salah satu caranya adalah dengan melakukan sosialisasi, edukasi, hingga implementasi K3 secara enjoy.
Menurut Wawang, di MRIA, aspek K3 tidak hanya menjadi tanggung jawab petugas HSE. Tetapi seluruh karyawan.
Wawang mencontohkan kegiatan safety talk., Wawang menjelaskan bahwa safety talk dilakukan secara bergantian oleh seluruh unit di perusahaan. Bahkan petugas sekuriti atau satpam pun bisa memimpin acara safety talk.
Tak hanya itu, edukasi dan implementasi K3 pun dilakukan terhadap unit supporting. Selain satpam, hal serupa juga dibenamkan kepada petugas Office Boy (OB).
Untuk membuktikan ucapannya, hsemagz.com melakukan sedikit ‘pengetesan’ terhadap OB. Ia memahami betul risiko-risiko bahaya apa saja yang ada di ruangan dapur dan ia tahu persis bagaimana upaya memitigasinya jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di ruangan dapur.
Wawang lantas berkisah, sebelumnya ia bekerja di perusahaan elektronik ternama di Jakarta sebagai petugas HSE yang berada di bawah unit Utilitas. Pada akhir 2019, ia dihubungi pemilik PT MRIA yang tak lain adalah teman sekolahnya dulu di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Good Safety is a Good Business
Pada awal 2020, ia bergabung di MRIA. Kondisi saat itu perusahaan belum memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), meski praktik-praktik K3 sudah dijalankan sejak perusahaan itu berdiri. Saat itu, perusahaan baru memiliki dua klien dan dua unit alat berat.
Sadar bahwa perusahaan tempatnya bekerja yang baru merupakan perusahaan berkategori tinggi (high risk), Wawang mengusulkan agar perusahaan memiliki SMK3. Gayung bersambut. Pemilik sangat mendukung rencana kerja Wawang yang ditunjuk sebagai HSE Manager.
Berbekal pengalamannya, Wawang lantas mempersiapkan berbagai keperluan guna mengajukan SMK3 ke Kementerian Ketenagakerjaan. Lantaran terhadang pandemi Covid-19, SMK3 itu baru diterbitkan pada 22 April 2021.
Ia pun lantas membentuk unit Panita Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di MRIA dan merekrut karyawan untuk ditempatkan di bagian HSE serta melakukan peningkatan kompetensi mereka. Kompetensi juga dilakukan terhadap para juru ledak, yang merupakan pekerjaan berisiko sangat tinggi.
Wawang pun membuat berbagai program guna peningkatan pengetahuan K3 di seluruh karyawan. Perusahaan kemudian mengeluarkan kebijakan bahwa hari Kamis sebagai hari K3 bagi seluruh karyawan. Pada hari itu, seluruh karyawan akan mendapat berbagai pengetahuan dan pelatihan terkait K3. Setiap hari Kamis juga, pihak owner akan selalu hadir dan ikut serta dalam berbagai pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan.
Tahun 2022, PT MRIA mulai mengurus sertifikasi Sistem Manajemen Terpadu (Integrated Management System/IMS) yaitu ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, dan ISO 45001:2018. Juga dilengkapi dengan ISO 37001:2016.
Kerja keras itu membuahkan hasil. Jumlah klien terus bertumbuh dari waktu ke waktu. Pemesanan layanan jasa pengeboran dan peledakan ke PT Maleo, mengalir dari berbagai perusahaan dengan lokasi proyek di seluruh Indonesia. Mulai dari proyek konstruksi, pertambangan, dan quary.
Jumlah SDM pun membengkak seiring membanjirnya order pekerjaan. Saat ini MRIA memiliki sekitar 250 karyawan yang tersebar di berbagai proyek di seluruh Indonesia.
Begitu pula dengan kepemilikan alat-alat berat. Dari semula dua unit, kini telah memiliki 12 unit alat berat untuk layanan jasa pengeboran (drilling). Jumlah tenaga HSE yang telah bersertifikat pun terus bertambah.
Tak hanya pertumbuhan secara bisnis, apresiasi pun berdatangan dari pihak luar. Pada 2022, P2K3 PT MRIA mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat dengan kategori Platinum. Lalu pada 9 Juni 2023, menyabet penghargaan Kecelakaan Nihil dari Kemnaker atas prestasinya mencapai 1.529.472 jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja untuk periode 1 Januari 2020 – 31 Desember 2022.
Pada Februari 2023, MRIA menyabet bintang tiga (Silver) dari World Safety Organization (WSO) Indonesia dalam ajang WSO Indonesia Safety Culture Award (WISCA).
Selanjutnya, pada 2 November 2023, MRIA memborong tiga penghargaan di ajang Indonesia Construction Safety Award (ICSA) yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia (PAKKI) untuk tiga kategori. Yaitu kategori CEO Safety Leadership, Safety Performance, dan Emergency Response.
“Penghargaan bagi kami bukan tujuan, melainkan sebagai bonus atas apa yang kami lakukan selama ini di bidang K3 atau safety. Bagi kami yang terpenting adalah bagaimana memastikan bahwa seluruh operasional perusahaan berjalan optimal, para pekerja terlindungi keselamatan dan kesehatannya, dan asset-asset perusahaan juga terlindungi keselamatannya dari berbagai potensi bahaya yang bisa mengakibatkan kerusakan alat,” Wawang memaparkan.
PT Maleo Rachma Indo Abadi telah membuktikan bahwa K3 bukanlah beban biaya (cost). Sebaliknya, K3 merupakan investasi yang berpotensi mendongkrak produktivitas dan profit bagi perusahaan. Good safety is a good business. Bagaimana dengan perusahaan Anda? (Hasanuddin)