JAKARTA, hsemagz.com – Presiden resmi telah menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (marinves), Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin penangan masalah polusi udara di wilayah Jabodetabek.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Menteri Lingkungan Hdup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam keterangan pers usai rapat terbatas bersama presiden.
“Secara keseluruhan koordinasi operasional (penangangan masalah polusi udara) ini dipimpin oleh menko Marinves,” ungkap Menteri LHK.
Rapat terbatas digelar bersama sejumlah menteri untuk membahas peningkatan kualitas udara di Jabodetabek di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam rapat tersebut, Presiden menegaskan bahwa pengendalian penanganan polusi udara harus dilakukan berbasis pada kesehatan masyarakat.
“Jadi cara-cara penyelesaiannya harus dengan dasar atau basis kesehatan. Semua K/L diminta untuk tegas dalam melangkah, dalam kebijakan, dalam melangkah, dan dalam operasi lapangan,” ujar Siti.
Sementara itu, pemerintah telah melakukan sejumlah strategi untuk menekan tingkat polusi udara di wilayah Jabodetabek, termasuk dengan teknik modifikasi cuaca. Menteri LHK menyebut, modifikasi cuaca yang dilakukan pada 27 Agustus 2023 kemarin telah menurunkan angka indeks standar pencemar udara (ISPU) secara signifikan.
“Waktu tanggal 27 (Agustus) hujan KLHK mengikuti sejak dari mulai hujan di Bogor, kita KLHK mengikuti terus perkembangannya dan dalam record-nya KLHK setelah hujan itu pada jam 15.30 WIB dari angka ISPU 97 untuk PM 2,5 itu pada jam 18.30 WIB angkanya drop menjadi 29,” katanya.
Meski demikian, Siti menyatakan bahwa proses modifikasi cuaca perlu diperkuat sesuai kondisi yang ada karena membutuhkan awan dengan persyaratan tertentu sesuai ketentuan klimatologi.
Untuk itu, pemerintah juga melakukan langkah lain yaitu dengan melakukan teknik modifikasi cuaca mikro dan tirai air.
“Tirai air itu sirkulasi air tetapi perlu di pasang di teras-teras gedung-gedung besar yang menghadap ke ruang publik. Jadi kalau sirkulasi airnya terus kayak air mancur begitu tapi terus-terusan begitu ya, namanya pakai tirai begitu itu juga akan memberikan uap air sebetulnya, sehingga itu juga bisa mempengaruhi,” lanjutnya.
Penyebab Memburuknya Udara di Jabodetabek
Menteri LHK mengungkapkan penyebab penurunan kualitas udara di Jabodetabek berasal dari banyak sektor, mulai dari transportasi hingga industri dan rumah tangga.
Siti mengatakan, pihaknya akan melakukan penegakan hukum terhadap sumber-sumber pencemaran terutama pada sektor industri serta memperketat uji emisi kendaraan.
“Yang sudah dilakukan (penegakan hukum) kemarin sampai dengan tanggal 24 (Agustus) dan sudah dikenakan sanksi administratif yaitu 11 entitas. Kami akan melanjutkan langkah-langkah ini untuk kira-kira 4-5 minggu ke depan untuk sebanyak yang tadi saya laporkan,” pungkasnya.