JAKARTA, HSEmagz.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah mengalami perubahan yang luar biasa dalam dua dasawarsa terakhir. Naik kereta dulu identik dengan kekumuhan, kesemrawutan, acap terjadi kecelakaan, dan sering terlambat datang dan berangkat.
Tak heran jika musisi kondang Iwan Fals mengabadikannya lewat sebuah tembang berjudul “Kereta Tiba Pukul Berapa,” yang menggambarkan betapa sering terlambatnya jadwal keberangkatan maupun kedatangan kereta.
Tetapi sekarang, semua sudah berubah. Nyaris tak aa lagi jadwal kereta yang terlambat berangkat maupun datang di stasiun. Naik kereta pun kini nyaman dan sejuk, tanpa gangguan aneka pedagang asongan yang acap menjajakan dagangan di dalam gerbong.
Tak ada lagi nada sumbang pengamen jalanan dengan suara gitarnya yang memekakkan telinga. Dan, tak ada lagi penjual koran yang acap menyeruak di antara kepadatan penumpang. Pun demikian dengan penumpang KRL yang naik di atap gerbong.
Transformasi yang terjadi di PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengundang decak kagum siapapun. Tak terkecuali Wakil Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) Prof Dra Fatma Lestari, MSi, PhD.
Guru Besar FKM UI ini menyatakan bahwa dalam berbagai kesempatan, ia selalu mengatakan bahwa PT KAI bisa menjadi role model bagi upaya mewujudkan budaya K3 di Indonesia.
“Memang betul bahwa dalam berbagai kesempatan, saya selalu mengatakan bahwa PT KAI bisa menjadi salah satu role model dalam upaya mewujudkan budaya K3 di Indonesia,” kata Prof Fatma Lestari saat memberikan sambutan dalam acara HSE Indonesia Award 2023 yang diselenggarakan oleh HSE Magazine bekerjasama dengan DK3N di Ruang Bina Kirana Auditorium, Hotel Bidakara Jakarta, Jumat (16/6/2023) malam.
Menurutnya, apa yang dilakukan PT KAI seakan mematahkan teori ilmu K3, khususnya ilmu mengenai budaya K3 (safety culture).
“Ketika saya masih studi di Australia, rasanya kok tidak ada teori yang bisa diterapkan di Indonesia untuk budaya K3. Rasanya kok sulit, sebab budaya K3 harus berasal dari diri sendiri. Itu teorinya. Tetapi teori itu sulit diterapkan di Indonesia, dan PT KAI bisa mematahkan teori bahwa budaya K3 bisa dilakukan lewat law enforcement,” katanya.
“Menurut saya PT KAI bisa menjadi role model bagi kita semua untuk mewujudkan bagaimana menciptakan dan mengubah budaya K3 tidak hanya di tempat kerja tetapi juga mengubah budaya K3 di masyarakat. Kita beri applause untuk PT KAI. Buat saya itu tidak mudah, Pelu kerja keras, kesungguhan, dan komitmen yang kuat untuk mewujudkannya,” sambung Prof Fatma Lestari.
Borong 4 Penghargaan
Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memborong 4 penghargaan bergengsi dalam ajang The Health, Safety, and Environment (HSE) Indonesia Award 2023 dari Majalah HSE.
Keempat penghargaan yang diraih PT KAI itu adalah The Best Project Concerned HSE 2023 (Transportation Services) dan The Greatest Champion of HSE Excellence of The Year 2023 (Transportation Services). Selain itu, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dinobatkan sebagai The Best CEO for HSE Corporate Excellence of The Year 2023 dan Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI Sandry Pasambuna meraih penghargaan The Best HSE Director of The Year 2023.
Baca juga: PT KAI, Safety Jadi Bagian DNA Perusahaan
Dalam sambutannya, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan bahwa penghargaan yang diterima di ajang HSEIA 2023 itu didedikasikan bagi seluruh pegawai KAI yang secara berkelanjutan meningkatkan concern terhadap keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan.
“Mari kita terus membangun budaya keselamatan. Budaya keselamatan merupakan hal yang kita lakukan setiap hari. Untuk itu awali hari kita dengan keselamatan dan akhiri hari kita dengan keselamatan,” kata Didiek.
Menurut Didiek, penghargaan yang diraih pihaknya akan semakin memacu KAI untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
Haparannya, moda transportasi kereta api akan tetap menjadi pilihan utama dalam bertransportasi jarak jauh maupun jarak dekat yang mengutamakan keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan para pelanggan.
Sementara itu, Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI Sandry N Pasambuna mengatakan KAI sebagai perusahaan yang bergerak di bisnis jasa transportasi selalu konsisten dan berkesinambungan dalam menerapkan prinsip-prinsip HSE. Menurutnya, keselamatan menjadi hal yang tak bisa ditawar dalam menjalankan proses bisnis KAI.
Ia menjabarkan penerapan K3 yang baik dalam tubuh KAI mampu memberikan perlindungan bagi para pekerja. Sekaligus memberikan perlindungan pada sumber-sumber produksi. Dengan demikian, K3 dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
“Untuk mencapai kinerja keselamatan kelas dunia, keselamatan harus diintegrasikan ke dalam budaya perusahaan. Dengan kata lain, keselamatan harus menjadi bagian dari DNA perusahaan, bukan hanya sesuatu yang melekat padanya,” kata Sandry.
Sandry menjabarkan setiap pekerja KAI dituntut dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang ditetapkan.
KAI juga telah melakukan sertifikasi pegawai terkait K3 sesuai Peraturan Perundangan secara berkelanjutan, di antaranya Ahli K3 Umum, Ahli K3 Lingkungan Kerja, Ahli K3 Listrik Teknisi K3 Listrik, Petugas K3, dll. Selain pelatihan, pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi terkait keselamatan dan kesehatan kerja.
Sejak 2020, ungkapnya, KAI telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP). Hal ini sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 69 Tahun 2018 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai PP No 50 tahun 2012.
SMKP wajib diterapkan secara berkelanjutan pada setiap satuan organisasi di kantor pusat dan daerah. Ruang lingkup penerapan SMKP meliputi keselamatan perkeretaapian serta keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di seluruh lini bisnis KAI.
“KAI berkomitmen untuk menjalankan bisnis transportasi perkeretaapian dan kegiatan usaha lainnya dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan perkeretaapian, serta keamanan dan perlindungan lingkungan hidup,” papar Sandry.
“Kebijakan keselamatan ini tentu kami berikan kepada pelanggan kita maupun kepada karyawan KAI sendiri. Jadi ini merupakan service excellence kami untuk semua mitra KAI,” pungkasnya. (Hasanuddin)