HSEMagz

Bukan Sekedar Berita

Fatality Accident Tourism

Standar Keselamatan Jembatan Kaca ‘Maut’ Sempat Disorot & Dievaluasi

BANYUMAS, hsemagz.com – Standar keselamatan jembatan kaca The Geong di kompleks Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang pecah dan menelan korban jiwa pada Rabu (25/10/2023), ternyata pernah menjadi sorotan warganet.

Hal ini diungkap Eko Purnomo, Kepala Koperasi Hutan Pinus Limpakuwus kepada awak media di lokasi kejadian, Rabu kemarin.

Eko mengaku menemukan banyak keluhan atau komplain di media sosial (medsos) terkait masalah konstruksi, pengamanan, dan standar keselamatan jembatan kaca di Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas itu.

“Kami menemukan komplain melalui komentar di media sosial yang melebihi batas toleransi. Angkanya hampir 5 persen dari angka kunjungan,” kata Eko, sebagaimana dilansir dari laman Antara, Rabu (25/10/2023).

Baca juga: Jembatan Kaca di Wisata Banyumas Kok Bisa Pecah?

“(Komentarnya) terkait kurang safety, banyak yang menyoroti, konstruksinya kurang ini …,” sambung Eko tanpa menjelaskan lebih lanjut isi komplain dari warganet.

Meski demikian, ia tidak bisa berbuat banyak karena jembatan kaca itu bukan bagian dari pengelolaan Hutan Pinus Limpakuwus (HPL). Menurut Eko, jembatan kaca itu berada di lahan milik Kementerian Pertanian yang dikelola Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden.

Dalam hal ini, kata dia, pengelola The Geong bekerja sama dengan Kokarnaba yang merupakan koperasi milik BBPTUHPT.

“Pengelola The Geong bekerja sama dengan kami hanya dalam hal parkir. Pengunjung membayar parkir di depan, kami yang menampung,” katanya.

Penampakan kembatan kaca The Geong di area wisata Capin Park, Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: INews)

Dievaluasi Tapi Pengelola Tidak Hadir

Eko mengaku wahana jembatan kaca masuk ke kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus di Banyumas sejak satu tahun lalu. Meski demikian, wahana jembatan kaca itu baru resmi dibuka saat libur Lebaran 2023.

Setelah lebaran, pihaknya pun melakukan evaluasi terkait pengelolaan termasuk manajemen media sosial dan manajemen risiko. Kala itu, pihaknya menemukan komplain di media sosial yang menyoroti masalah konstruksi dan pengamanan wahana jembatan kaca itu.

Pihaknya pun lantas mengundang Kokarnaba maupun pengelola The Geong untuk membicarakan masalah tersebut. Namun kedua pihak tidak bisa hadir secara langsung dan hanya diwakilkan.

Dengan demikian, lanjut dia, tidak ada titik temu atas komplain yang disampaikan pengunjung melalui media sosial, sehingga pihaknya titip pesan jika ingin berkoordinasi mengenai permasalahan tersebut. (Hasanuddin)

 

LEAVE A RESPONSE