HSEMagz

Bukan Sekedar Berita

Fatality Accident Nasional

Ayah Pesepakbola Sesalkan Penyelenggara ‘Piala Soeratin’ Tak Siapkan Fasilitas Medis

BOJONEGORO, Hsemagz.com – Kepergian Tegar Dwi Prasetya menghadap Sang Khalik saat berlaga di Stadion Letjen H Soedirman, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, disesalkan pihak keluarga.

Pihak keluarga menyesalkan tindakan medis yang dilakukan ketika putranya itu tersambar petir di lapangan. Begitu pula dengan penanganan ketika hendak dibawa ke rumah sakit.

Hal ini diungkap Chandra Prasetya, ayah Tegar. Sesaat setelah kejadian, katanya, putranya itu sempat dibiarkan tergeletak di rumput hijau.

Ia menuding pihak penyelenggara Piala Soeratin Bojonegoro tak menyiapkan fasiltas medis yang baik dalam kompetisi sepakbola U-13 itu.

“Saya menyaksikan sendiri di samping lapangan. Jangankan ambulans, petugas medis saja tidak ada,” kata Chandra Prasetya kepada awak media di rumah duka Desa Tikusan RT 007 RW 003, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, sebagaimana dilansir dari laman TribunMadura.com, Selasa (7/11/2023) siang.

Chandra mengatakan usai tersambar petir, anak bungsunya tersebut hanya digotong dan dibawa keluar lapangan.

Tidak ada petugas medis dan tidak ada mobil ambulans. Tegar dilarikan ke RS Ibnu Sina Bojonegoro untuk mendapatkan pertolongan pertama, menggunakan mobil pribadi.

“Anak saya dibawa pakai mobil temen-temen SSB Indonesia Muda ke RS Ibnu Sina, bukan pakai ambulans yang seharusnya ada dan stand by di stadion,” katanya.

Tersambar Petir

Tegar Dwi Prasetya adalah pemain muda dari klub sepakbola SSB Indonesia Muda. Tegar tersambar petir ketika sedang bertanding di Piala Soeratin Bojonegoro di Stasion Letjen Hadji Soedirman Jumat (3/11/2023) sekitar pukul 14.20 WIB.

Ketika itu Tegar bermain di laga perdana Piala Soeratin 2023 Bojonegoro antara kesebelasan SSB Indonesia Muda melawan PS Purwosari.

Pelatih U-13 SSB Indonesia Muda Bojonegoro Bayu mengungkapkan, Tegar tersambar petir saat pertandingan baru berjalan 10 menit.

“Tiba-tiba hujan disertai angin dan ada suara petir yang keras menyambar korban,” kata Bayu.

Usai tersambar petir ini, siswa SMPN 5 Bojonegoro itu tak sadarkan diri.

Bayu mengatakan, seketika itu juga Tegar ambruk dan tak bergerak. Tubuh penyerang andalan tim SSB Indonesia Muda U-13 Bojonegoro tersebut langsung dievakuasi ke RS Ibnu Sina Bojonegoro.

Tegar kemudian dirujuk ke RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.  Sempat menjalani perawatan, Tegar meninggal dunia di RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, Minggu (5/11/2023) sekira pukul 20.30 WIB.

Sepakbola, Olahraga Berisiko

Sepakbola merupakan cabang olahraga berisiko. Banyak peristiwa kecelakaan fatal (fatality accident) yang terjadi di lapangan.

Mulai dari pemain yang meninggal karena bagian kepalanya terbentur bola sangat keras, patah tulang karena tabrakan sesama pemain, dan masih banyak lagi.

Di luar rumput hijau, pertandingan sepakbola juga acap menjadi ajang kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa tidak sedikit dari kalangan penonton/supporter.

Pada 29 Mei 1985, misalnya, tembok pemisah antarsupporter tiba-tiba runtuh ketika para hooligan Liverpool melakukan penyerangan terhadap supporter Juventus di stadion Heysel, Brussels, Belgia dalam laga final Piala Champions.

Terdata 39 orang meregang nyawa dan 600 lainnya mengalami luka. Sebagian besar para korban tewas akibat terinjak-injak penonton yang panik dan ketakutan saat diserang para hooligan Liverpool secara tiba-tiba.

Tragedi kemanusiaan di stadion sepakbola Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022 yang menewaskan 132 penonton dan melukai 622 penonton lainnya.Stadion merupakan area publik yang harus menerapkan prinsip-prinsip K3 dengan baik dan benar serta berkelanjutan.

Di Indonesia sendiri, 132 penonton meninggal dunia dan 622 penonton lainnya mengalami luka saat aparat kepolisian tiba-tiba menembakkan gas air mata ke arah stadium ketika terjadi kerusuhan di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022.

Peristiwa maut itu terjadi setelah Arema FC mengalami kekalahan 2-3 atas Persebaya. Tak terima dengan kekalahan itu, para supporter Arema FC mengamuk sehingga memicu aparat kepolisian yang bertugas di sana menembakkan banyak peluru gas air mata ke arah penonton.    (Hasanuddin)

 

 

LEAVE A RESPONSE