HSEMagz

Bukan Sekedar Berita

Fatality Accident Oli & Gas

Korban Tewas Tragedi Depo Plumpang Capai 29 Orang, Ini Kata Ketua Komisi II DK3N

JAKARTA, HSEmagz.com – Kebakaran hebat yang melanda area Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau Depo milik PT Pertamina (Persero) di Plumpang, Jakarta Utara, menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.

Berdasarkan pembaruan (update) yang diberikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi Depo Plumpang per Sabtu (18/3/2023) menjadi 29 orang.

Sementara korban luka yang hingga kini masih menjalani perawatan di dua rumah sakit berbeda di Jakarta berjumlah 15 orang.

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi II Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) Subkhan mengatakan bahwa ada beragam faktor yang bisa menjadi penyebab timbulnya korban dalam jumlah tidak sedikit dalam kasus kebakaran yang terjadi di area Depo Plumpang pada Jumat (3/3/2023) malam silam.

“Antara lain jarak buffer zone yang standar tidak terpenuhi/sangat mepet dengan pemukiman warga. Lalu, peristiwa tersebut terjadi di malam hari di saat penduduk sedang banyak berada di rumah. Kemudian, bisa jadi juga karena tanggap darurat sistem kuratif kebakaran di malam hari yang belum optimal,” jelas Subkhan dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi hsemagz.com, Sabtu (18/3/2023) malam.

Baca juga: Anggota MPR-DPR Firman Subagyo: Warga Sekitar Obvitnas Harus Dipindahkan

Subkhan yang juga sebagai Ketua Umum Forum QHSE BUMN Konstruksi ini menyinggung sekilas soal dugaan penyebab terjadinya kebakaran hebat di area Depo Plumpang yang mengakibatkan 29 warga meninggal dunia dan 15 warga lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.

“Peristiwa ini terjadi diduga karena : 1. Tekanan berlebih saat pipa beroperasi, 2. Pengendalian dan pengawasan rutin yang tidak optimal, 3. Sistem tanggap darurat yang belum optimal, dan 4. Leadership,” kata Subkhan.

Agar peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari, menjelaskan setidaknya ada empat langkah yang bisa dilakukan dalam jangka panjang.

Baca juga: Korban Tewas Tragedi Depo Plumpang 29 Orang, 15 Masih Dirawat

  1. Leadership QHSE, harus ada direktorat khusus yang membidangi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (QHSE/HSSE), dan unit keselamatan seperti Polres dan Polsek serta Babinsa sampai unit terkecil.
  2. Penertiban dengan bijak dan sesuai ketentuan permukiman warga.
  3. Penyuluhan rutin sistem tanggap darurat warga jika sudah ditertibkan.
  4. Rencana jangka panjang pemindahan sebagian dan bertahap TBBM Plumpang ke lokasi tertentu dan atau lokasi lainnya agar terus improvement keselamatan dan managing risk. (Hasanuddin)

LEAVE A RESPONSE