HSEMagz

Bukan Sekedar Berita

Education Fatality Accident Oli & Gas Safety, Health, & Environtment

Kebakaran Depo Plumpang, Begini Analisa Pakar Process Safety

JAKARTA, HSEmagz.com – Penyelidikan kasus kebakaran hebat yang terjadi di area Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) milik PT Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, hingga kini masih terus dilakukan pihak terkait.

Kendati demikian, analisa pakar dari berbagai disiplin ilmu, terus bergulir. Salah satunya mengalir dari Alvin Alfiyansyah, pakar process safety yang sejak 2012 bekerja di Qatargas Operating Company Ltd sebagai Lead Loss Prevention Engineer.

Bagi Alvin, kasus kebakaran hebat yang terjadi di area TBBM Plumpang merupakan kasus yang menarik untuk dicari tahu akar penyebabnya (root cause). Ia berdalih, kasus ini  bukan kasus tangki timbun sebab tangkinya tidak terbakar.

“Kasus kebakaran Depo Plumpang menjadi menarik karena bukan kasus tangki mengingat tangkinya tidak terjamah api sama sekali atau tidak terbakar. Kasus ini merupakan kasus pipeline leak (kebocoran pipa, red),” kata Alvin saat menjadi narasumber dalam webminar bertajuk ‘Menelusuri Root Cause Kebakaran Plumpang dari Perspektif Process Safety’ yang diselenggarakan Masyarakat Profesi Keselamatan Kebakaran Indonesia (MPK2I) secara daring, Sabtu (11/3/2023).

Menurutnya, hal ini juga diperkuat dengan foto-foto pascakebakaran yang banyak beredar yang memperlihatkan area berwarna hitam di sistem perpipaan di area Depo Plumpang.

Baca juga: Kebakaran Depo Plumpang, Ini Kata Pakar Forensik Api

Dari foto-foto itu, kata Alvin, isolation valve terlihat masih cukup bagus. “Diameter pipa penerimaan sekitar 32 inci. Isolation valve pipa penerimaan terlihat masih cukup bagus,” katanya.

Selain foto-foto juga pernyataan Kapolri Jenderl Pol Listyo Sigit Purnomo bahwa hasil penyelidikan sementara, sebelum terjadinya kebakaran ada gangguan teknis yang terjadi saat penerimaan BBM jenis Pertamax dari Kilang Balongan ke TBBM (Depo) Plumpang. Gangguan teknis itu menyebabkan adanya tekanan berlebih.

Persoalannya, kenapa pipa bisa bocor? Merujuk data PHMSA, salah satu badan pipeline di Amerika Serikat, kasus pipeline leak di Amerika Serikat lebih dipicu (root causes) oleh korosi, ekskavasi, incorrect operation, material and equipment failure, natural force semisal gempa, outside for damage, dan other causes.

Menurut Alvin, TBBM (Depo) Plumpang sudah berusia tua yaitu 49 tahun sejak dioperasikan pertama kali pada 1974. “Jadi kalau kita bicara preventive barriers identification dan mengingat usia Depo Plumpang yang sudah tua, hal yang perlu mendapat perhatian adalah aspek threat (ancaman) atau causes yang pertama adalah general corotion loss, apakah ada atau tidak, untuk pipeline-nya,” katanya.

Dari situ kemudian ditelusuri lebih lanjut sesuai urutan PHMSA seperti korosi, ekskavasi, dan seterusnya.

Menurut Alvin, fasilitas di industri Migas, termasuk pipeline, biasanya didisain untuk masa waktu 25 – 30 tahun. Dicontohkan, pengoperasian valve (katup) yang tadinya otomatis, setelah melewati masa itu kemudian harus dioperasikan secara manual.

Baca juga: Teori Segitiga Api dalam Kasus Kebakaran Depo Plumpang

Untuk pipa, meski diameternya 32 inci, namun ketika melewati masa-nya, ia akan memasuki masa Retired Thickness (RT). Lapisan-lapisan pada pipa tersebut akan mengalami penipisan (korosi).

“Hal ini perlu mendapat perhatian yang luar biasa dari operator. Jangan sampai ketika sedang menerima BBM ada valve yang tertutup. Sebab akan berdampak pada terjadinya over pressure (tekanan berlebih). Tekanan berlebih akan memicu terjadinya kebocoran pada pipa (pipeline leak),” sambung Alvin.

Pada kesempatan itu, Alvin juga menyinggung soal jarak instalasi pipa di area Depo Plumpang dengan pagar pembatas pemukiman yang menurut perhitungannya sekitar 40,2 meter. Ketika terjadi kebocoran pada pipa penerimaan BBM dengan diameter 10 mm atau 1 cm saja, maka gas Hidrokarbon yang tercipta akan dengan segera memenuhi udara di sekitar pemukiman.

Kendati demikian, lewat pemaparannya itu, Alvin tidak mau mendahului apa hasil penyelidikan dan investigasi kecelakaan yang saat ini sedang dilakukan pihak berwenang.

Selain Alvin, webinar yang dimoderatori Anton Gastony dari MPK2I itu juga menghadirkan Erwan Saeful (Senior Safety Engineer) dan Roslinurmansyah Ridwan (Process Safety Consultant).

Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua MPK2I Mohammad Fahmi Najahi mengatakan bahwa  webinar kali ini mencoba menggali kasus kebakaran yang terjadi di area Depo Plumpang dari sudut pandang berbeda yaitu dari aspek process safety.

“Pernyataan Presiden Jokowi soal zona berbahaya, menjadi bagian dari process safety. Begitu juga dengan pernyataan kapolri bahwa ada kegagalan transfer BBM jenis Pertamax dari kilang di Balongan ke Depo Plumpang, juga menyangkut process safety. Misalnya, bagaimana sistem pengawasan (controlling system) terhadap proses transfer BBM, bagaimana safety instrumented system apakah bekerja dengan baik atau tidak, dan sebagainya. Semuanya merupakan rangkaian dari process safety,” katanya. (Hasanuddin)

LEAVE A RESPONSE