JAKARTA, HSEmagz.com – Ada hal menarik. Sekitar empat tahun setelah pemerintah menerbitkan Permenaker No 5 tahun 1996, ia bersama Dirjen Binawas Kemnaker diundang secara khusus oleh ILO pada tahun 2000.
Dipimpin Dirjen Binawas Kemnaker, Indonesia saat itu diminta presentasi tentang bagaimana Indonesia membangun SMK3 di forum ILO yang diselenggarakan di Dusseldorf, Jerman.
Menurut Rudiyanto, SMK3 saat itu menjadi salah satu referensi untuk ILO OSH Management System. ILO sendiri baru membuat forum ILO OSH Management System di tahun 2001 atau lima tahun setelah Indonesia menerbitkan Permenaker No 5 tahun 1996.
Bahkan waktu itu ada voting, pertama kalinya ketika ILO melakukan voting dan menolak BS 8800 menjadi standar ISO untuk K3. ISO kemudian merilis ISO 45001 pada tahun 2018, yang merupakan pengembangan dari OHSAS 18001.
Ketika hal itu dibuat, Rudiyanto mewakili Sucofindo diundang secara khusus karena menjadi Executive Members Project OHSAS 18001 yang diprakarsai oleh BSI dan melakukan beberapa diskusi tentang standar OHSAS 18001, hingga kemudian standar OHSAS 18001 diendorse dimana dalam halaman pemrakarsa, Sucofindo tercantum di dalamnya.
Berbagai pengalaman baik di tingkat nasional maupun mancanegara, membuat Rudiyanto diundang mengajar tentang K3. Ia bahkan diundang saat awal-awal mendirikan program studi K3 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia bersama sejumlah dosen plus praktisi seperti Prof Ascobat Gani, Prof Melly, Dr Syahrul M Natsir serta bertemu dengan Soehatman Ramli dan senior-senior praktisi K3 lainnya.
Dasar pemikiran untuk turut serta dalam mendirikan prodi K3, Rudiyanto berpendapat bahwa untuk menjamin kualitas penerapan SMK3 salah satunya adalah memastikan kompetensi teknis K3 harus juga di bangun.
“Jadi kita harus mulai memikirkan peningkatan awareness tentang penerapan K3, unsur kompetensi harus dikembangkan secara sistematis untuk memastikan penjaminan kesuksesan penerapan K3 di tempat kerja. Personil yang terlibat pada penerapan K3 harus punya kompetensi yang sesuai kebutuhan dan memiliki standar. Nah kompetensi harus dibangun dengan melalui dua skema, satu skema yang sifatnya educational ataupun akademik. Satunya lagi vocational ataupun keahlian,” kata mantan Direktur Komersial PT Sucofindo (Persero) ini.
Saat itu Rudiyanto mulai melihat benang merah perkembangan K3 di Indonesia ke arah yang lebih maju. Setelah sekian puluh tahun sejak Indonesia memiliki UU No 1 tahun 1970, perkembangan K3 terjadi secara signifikan mulai dekade kedua tahun 1990-an, utamanya ketika Permenaker No 5 tahun 1996 diterbitkan. (bersambung/Hasanuddin)
BIODATA SINGKAT
Nama : Dr Ir Rudiyanto, Dip ISM, MIIRSM, MM, MBA, CIQnR, CIQaR
Tempat/tanggal lahir : Bandung, 24 Juni 1968
Status : Menikah
Anak : 3
Pendidikan
- S1 Teknik Perminyakan UPN Yogyakarta
- Ilmu Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM
- Magister (MBA) in International Business from IPMI-Monash University, Melbourne, Australia
- Diploma in International Risk and Safety Management from International Institute for Risk and Safety Management, London, United Kingdom
- S3 Administrasi Bisnis dan Kebijakan Publik Unpad Bandung
Pekerjaan
- ID Survey (Survey Cluster Holding Company of State -Owned Enterprise consist of BKI -Sucofindo -Surveyor Indonesia), CEO and Chairman (2021 – sekarang)
- PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), Direktur Utama (2013 – 2022)
- PT Sucofindo, – Direktur Komersial, – VP Business Strategic of Government and International Institution, – VP Engineering, Telematics, and Transportation Services, – President Director of PT Sucofindo EPISI (anak usaha PT Sucofindo), – General Manager of SBU-Sucofindo International Sertification Services, – General Manager of SBU-Occupational Safety and Health Services, – Operation Manager of SBU-Occupational Safety and Health Services
- Sucofindo-SGS Redwood, Geneva Switzerland, Senior Engineer for Oil and Gas Industries
- Schlumberger, Oil Field Service, Senior Engineer DD/MWD
Penghargaan
- 2021 Award Scholarship Recipient from Ministry of Communication and Information Technology on Executive Training in Digital Leadership – Harvard Kennedy School, Boston, USA – 2021
- The Best CEO for Digital Culture, First-Digital Culture Excellence Award – 2021
- The Most Digital Culture and The Best Digital Change for Services Industry, FirstDigital Culture Excellence Award – 2021
- 5th Best SOE Business Performance at Crisis, INFOBANK Magazine -2021
- The 50 Best SOEs in 2021, INVESTOR Magazine – 2021
- The Best Chief Executive Officer of the Year in the field of Survey & Inspection Industries, Human Capital & Performance Award – 2021
- Gold Award for Business Actor Category National Consumer Protection Agency, BPKN – 2021
- Best SOE in 2021 for the Category of Non-Financial Services, Trade & Tourism Sector, INVESTOR Magazine – 2021
- Best TJSL 2021 with Outsanding Program In Local Community Basic Needs Support, TJSL Award – 2021
- Mature in Technology Capability 2021 High Level Forum, Performance Excellence Awards (BPEA) – 2021
- CEO Corncern Award, World Health Organization – 2021 § 4 Stars Silver Safety Culture Award, World Health Organization – 2021
- 2nd Best Business Performance from 118 SOE, based on INFOBANK Magazine – 2020
- Concerned Citizen on OSH Implementation, World Safety Organization (WSO), Las Vegas, USA – 2019
- The Best CEO on Survey Industry Cluster in Business Transformation for Excellent Performance 2019, Business News Award 2019
- Tokoh Inspiratif on Cirebon Culture Awareness, Pemda Kota Cirebon 2019
- Significance Improvement of QMS, Asian Classification Society, 2016, Tokyo
- The Best Participant on Bela Negara Course, Kodam III SLW, 2012
- The Best Programe on Computer Based Network 2003, ASEAN OSHNET, ASEAN SECRETARIAT – 200