JAKARTA, hsemagz.com – Asosiasi yang menaungi aspek environment (lingkungan), social (sosial), and governance (tata kelola) atau ESG resmi berdiri di Indonesai pada Senin (28/8). Asosiasi ESG Indonesia diketuai oleh Rhenald Kasali.

“Kami bersama dunia usaha mendirikan ESG Research Center bersama asosiasi ini untuk mengurangi dampak lingkungan–sosial dalam berusaha, sekaligus memperbaiki tata kelola,” tuturnya saat peluncuran Asosiasi ESG Indonesia.

Dengan demikian, lanjut Rhenald, semua lembaga yang berhubungan dengan sektor keuangan, baik sebagai debitur, obligor, maupun emiten, berkomitmen memperbaiki tata kelola dan melestarikan keseimbangan alam.

Rhenald mengungkapkan bahwa kemajuan ekonomi yang dicapai Indonesia dapat menjadi peluang bagi bangsa lain dalam mencari kelemahan Indonesia melalui aspek ESG.

“Dalam situasi itu, setiap berita yang menyangkut masalah lingkungan dan sosial seperti deforestasi, gangguan terhadap habitat orang utan, kebakaran lahan gambut, polusi udara ibu kota, banjir, masalah perburuhan, afirmasi tenaga kerja, kurangnya perhatian pada masyarakat adat, bahkan isu LGBT, semua bisa dijadikan (senjata) untuk (menarik) investasi yang berakibat guncangan ekonomi,“ terangnya.

Dalam konteks pemindahan ibu kota ke Nusantara, Rhenald mengungkapkan bahwa hidup berdampingan antara kearifan lokal dan aktivitas manajemen yang modern akan menjadi era baru.

Menurutnya, akan ada banyak keseimbangan baru, kesempatan baru, sumber daya alam baru, jangkauan logistik yang baru, dan hubungan dengan masyarakat adat yang berdiri sama tinggi dengan masyarakat kota,

Dengan begitu, “ESG harus menajdi role model dalam leadership dan mindest, bukan hanya urusan divisi sustainability belaka,” tandasnya.