RIAU, hsemagz.com – Sebuah truk boks ekspedisi JNE ludes terbakar saat melintas di jalan tol Pekanbaru-Dumai, Riau, Sabtu (4/11/2023) pagi.
Kebakaran ini mengakibatkan seluruh muatan yang ada di dalam boks truk jenis tronton bernomor polisi B 9228 EV itu hangus terbakar dan tak bersisa.
Kepala Satuan (Kasat) Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Riau, AKBP Budi Setiawan menyatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut.
Dikatakan, mobil ekspedisi itu terbakar di KM 57.00 jalur A Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau sekitar pukul 09.00 WIB.
Awalnya, mobil yang dikemudikan oleh Ahmad Jarkasih (40), bergerak dari arah Pekanbaru menuju Dumai.
“Mobil ini bermuatan sepeda listrik, kain, kasur, buku, wing kiri, dan knalpot sepeda motor,” kata Budi sebagaimana dilansir dari laman kompas.com, Sabtu (4/11/2023).
Setibanya di KM 57, pengemudi mencium bau asap dari arah belakang. Ia pun menepikan kendaraannya di bahu jalan.
Saat itulah ia melihat dari dalam boks yang berisi muatan barang banyak keluar asap. Ahmad lantas membuka pintu boks, daan saat itulah ia melihat seluruh barang di dalamnya tengah dilalap Si Jago Merah.
Ahmad segera minta pertolongan. Tak lama kemudian, pengelola jalan tol bersama personel Sat PJR Ditlantas Polda mengerahkan mobil pemadam kebakaran.
“Diduga api berasal dari sepeda listrik yang ada di dalam boks,” kata AKBP Budi.
“Tidak ada korban jiwa maupun luka. Hanya saja seluruh muatan di dalam boks habis terbakar,” katanya lagi.
AKBP Budi mengimbau agar para sopir terus berhati-hati dan melengkapi alat pemadam api ringan (APAR) di dalam mobil.
Jika dugaan polisi itu benar, maka peristiwa kebakaran truk bermuatan sepeda listrik yang terjadi di Riau tersebut merupakan kedua kalinya dalam dua bulan terakhir.
Sebelumnya, sebuah truk bernomor polisi L 9362 B yang tengah mengangkut 43 unit sepeda listrik terbakar di jalan Demak-Kudus km 44.600, Minggu (17/9/2023) pukul 13.45 WIB.
Koordinator Laboratorium (Korlab) Damkar Demak, Muh Imron menduga kuat api berasal dari salah satu unit sepeda yang mengalami korsleting listrik pada baterai.
“Dugaan kebakaran yaitu disebabkan korsleting baterai sepeda listrik,” kata Muh Imron sebagaimana dilansir dari laman Tribunjateng, Minggu (17/9/2023).
Tiga Penyebab
Sementara itu menurut Randall Hart, President M Fire Technology, pabrik pemadam api yang berbasis di Hamilton, California, Amerika Serikat, baterai yang digunakan dalam kendaraan listrik (electrical vehicle/EV) adalah baterai jenis lithium ion.
Para produsen menggunakan baterai lithium ion sebagai sumber energi dalam kendaraan listrik yang diproduksinya. Menurut Randall, jenis baterai itu dipilih karena density energy-nya tinggi dengan masa charging yang lebih singkat.
“Kendaraan listrik sebenarnya aman digunakan. Baterai lithium ion tidak mudah terbakar,” kata Randall saat menjadi pemateri dalam webinar bertajuk ‘Keselamatan Kebakaran di Area Charging Mobil Battery’ yang diselenggarakan secara daring oleh Masyarakat Profesi Keselamatan Kebakaran Indonesia (MPK2I), Sabtu (5/6/2023) silam.
Baca juga: Kebakaran Kendaraan Listrik Sulit Dipadamkan dan Sangat Menghancurkan
Persoalannya, kenapa baterai lithium ion bisa terbakar? Randall menjelaskan, ada tiga penyebab kebakaran baterai lithium ion pada EV.
- Kerusakan Mekanik
Kerusakan fisik pada baterai karena kecelakaan atau tabrakan. Energi tabrakan begitu panas sehingga akan menyebabkan suhu sel-sel di dalam baterai akan menjadi sangat panas dalam seketika dan akan menimbulkan ledakan.
- Masa Charging
Baterai baru tidak akan mudah terbakar. Tetapi kekuatannya akan melemah apabila proses charging baterai tidak sesuai aturan. Randall menyarankan, charging baterai lithium paling baik adalah ketika baterai berada di posisi 20 persen lalu dicharge hingga mencapai 80 persen.
- Banjir/cuaca hujan
Baterai lithium ion di dalam kendaraan (mobil) berada di bawa bangku. Jika terendam air/banjir, baterai akan menjadi berkarat dan kemudian timbul korslet.
Randall menjelaskan, baterai lithium ion menggunakan elektrolit yang terdiri atas asam lithium dan bahan pelarut organik. Ancaman api utama pada baterai lithium ion berasal dari bahan pelarut organik.
Baterai lithium ion tidak boleh dijemur. Pada suhu 60 derajat Celcius, Elektrolit akan melepaskan gas-gas dan berpotensi terbakar dan meledak.
“Kerusakan pada baterai akan menimbulkan reaksi exothermic, menyebabkan thermal runaway di dalam sel baterai yang kemudian akan melepaskan gas-gas HO, CO, CO2, HF, metane, dan propane yang sangat beracun dan mudah terbakar. Gas-gas ini akan menyebabkan pembengkakan sel baterai dan pecah sehingga menimbulkan api dan ledakan. Di dalam satu baterai terdapat ribuan sel,” kata pria kelahiran Surabaya, 16 Maret 1956 yang kini bermukim di Amerika Serikat.
Kemungkinan Karena Panas?
Kembali ke persoalan terbakarnya dua truk pengangkut sepeda listrik di dua tempat berbeda tadi.
Dari penjelasan Randall di atas, bisa jadi kebakaran truk pengangkut sepeda listrik di Riau dipicu oleh panas.
Sebab beberapa unit sepeda listrik yang tengah diangkutnya itu ditempatkan dengan banyak barang lain di dalam tempat yang tertutup (boks).
Ruang tertutup yang tidak dilengkapi ventilasi, tidak hanya membuat ruangan menjadi pengap tetapi juga suhu di dalam ruangan menjadi panas.
Dugaan serupa bisa jadi terjadi pada truk pengangkut 43 sepeda listrik di Demak, Jawa Tengah. Penempatan sepeda listrik yang berhimpitan akan meningkatkan suhu yang kemudian memicu terjadinya korsleting listrik di salah satu sepeda, sebagaimana keterangan Muh Imron dari Lab Damkar Demak.
Menurut Randall, pada suhu 60 derajat Celcius, elektrolit yang ada di baterai lithium ion akan melepaskan gas-gas dan berpotensi terbakar dan meledak.
Bagaimana menurut Anda? (Hasanuddin)