HSEMagz

Bukan Sekedar Berita

Education

20 Mahasiswa S1 K3 UI Belajar Upaya Nyata Korsel Membudayakan K3

DEPOK, hsemagz.com – Upaya membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Korea Selatan (Korsel) tak lagi sekadar jargon. Negara yang terkenal dengan K-Pop tersebut telah melakukan berbagai langkah nyata dalam upaya membudayakan K3 kepada masyarakat.

Hal ini terungkap ketika 20 mahasiswa program studi S1 K3 FKM UI pimpinan Ketua Departemen S1 K3 FKM UI Mila Tejamaya, SSi, MOHS, PhD mengikuti short course bertajuk Global Occupational Safety and Health yang diselenggarakan oleh Inje University, Korsel pada 15 – 27 Januari 2024.

Menurut Mila, program ini merupakan kunjungan balasan dimana pada 8-22 Agustus 2023, 20 mahasiswa Inje University Korea mengikuti program UI creates (UI Credit Earning Program) di Program Studi S1 K3 FKM UI.

“Program ini merupakan kunjungan balasan. Melalui short course di Inje University, mahasiswa UI dapat memperluas wawasan dan menambah pengalaman terkait budaya K3 di Korea Selatan,” kata Mila dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Rabu (7/2/2024).

Selama di Korsel, kata Milla, selain mengikuti perkuliahan selama di Inje Campus, mahasiswa juga berkesempatan untuk mengunjungi Korean Occupational Safety and Health Agency (KOSHA) di kota Ulsan serta training centre K3 yang ada di Kota Ulsan, yakni ULSAN Safety Experience (ULSANSafer).

KOSHA merupakan organisasi di Korea Selatan yang bertugas untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja. Dengan slogan “Dedication to Safety-Promise for Happiness” KOSHA memiliki misi untuk berkontribusi dalam pengembangan kehidupan manusia yang bahagia dan ekonomi nasional melalui menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat.

Dibawah Kementerian tenaga kerja (Ministry of Labor and Employment), KOSHA memiliki empat institut, yakni Occupational Safety and Health Research Institute (OSHRI); Occupational Safety and Health Training Institute (OSHTI), Occupational Safety and Health Certification Institute (OSHCI) dan Smart Occupational Safety and Health Technology Institute (SOSHTI).

Program kerja utama dari KOSHA adalah (1) memberikan support teknis dalam bidang K3 (meliputi pengelolaan intensif untuk kecelakaan industri, kecelakaan kimia, konstruksi, perbaikan lingkungan kerja berbahaya, perlindungan Kesehatan pekerja); (2) memberikan dukungan finansial terutama untuk UMKM dalam membangun tempat kerja yang selamat dan nyaman (melalui perbaikan fasilitas kerja dengan risiko tinggi, safety investment innovation initiative; pemberian smart safety equipment; healthy workplace support project, pinjaman untuk pengadaan alat-alat safety); (3) Edukasi K3; (4) promosi K3; (5) Promosi Budaya K3, (6) Kerjasama internasional, (7) Pengujian K3, (8) strategi Digital , dan (9) Social Responsibility Management.

Di KOSHA, mahasiswa UI memperoleh pembelajaran terkait teknis dalam bidang K3 yang meliputi pengelolaan intensif untuk kecelakaan dan perlindungan kesehatan pekerja. Mereka juga mempelajari edukasi, promosi, dan pengujian K3, serta strategi digital dan social responsibility management.

Pada kesempatan itu, mahasiswa UI juga memperoleh pemaparan tentang tiga jenis kecelakaan dan delapan faktor risiko yang teridentifikasi sebagai penyebab fatality terbesar di Korea Selatan.

Kecelakaan tersebut meliputi jatuh dari ketinggian (scaffolding, roofs, ladders, aerial work platform); terjebak di/antara (protective devices, LOTO/lock-out, tag-out); dan tertabrak (mixed work dan collision avoidance devices). Oleh karena itu, penelitian, dukungan teknis, edukasi, dan dukungan finansial diutamakan untuk jenis pekerjaan berisiko.

Dikatakan Mila, upaya pembudayaan K3 juga dilakukan melalui pengembangan pusat pelatihan keselamatan di berbagai kota. ULSANsafer merupakan satu dari beberapa pusat pelatihan keselamatan yang ada di Korea Selatan.

Di ULSANSafer terdapat fasilitas untuk edukasi keselamatan kepada pekerja maupun masyarakat luas, termasuk anak-anak usia dini. Terdapat berbagai sarana pelatihan dan simulasi keselamatan di ULSANSafer seperti keselamatan transportasi, keselamatan kapal laut, kebakaran, gempa, bahan kimia, nuklir, dan lain-lain.

Hal yang menarik, di ULSANSafer, para mahasiswa S1 K3 UI diberikan pengalaman terlibat dalam kecelakaan, sekaligus dilatih untuk memahami cara menggunakan peralatan keselamatan, menyelamatkan diri saat bencara, serta memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (First Aid) dan Upaya keselamatan lainnya.

“Mahasiswa S1 K3 FKM UI juga mengikuti simulasi jatuh dari ketinggian, kedaruratan di subway, menyelamatkan diri dari perahu yang tenggelam, dan kegiatan simulasi lainnya,” kata Mila.

Bagaimana di Indonesia?

Cindy, salah seorang mahasiswa FKM UI yang ikut dalam program tersebut antusias dengan pengalaman yang dirasakannya.

“Saat mengikuti program ini, saya senang mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru terkait ilmu K3 yang diterapkan di Korea Selatan. Salah satunya saat berkunjung KOSHA dan ULSANSafer. Kami berharap di Indonesia dapat dikembangkan Lembaga serupa dengan KOSHA dan ULSANSafer untuk meningkatkan kesadaran terkait K3,” kata Cindy.

Menurut Mila, upaya membudayakan K3 kepada masyarakat di Koresel, bukan sekadar jargon. “Mereka benar-benar melakukan berbagai upaya nyata dan massif dalam membudayakan K3 kepada masyarakat,” kata Mila.

“Di akhir kunjungan, saya sebagai dosen pendamping dalam kegiatan tersebut mendapatkan banyak pertanyaan dari mahasiswa. Kapan Indonesia bisa se-serius ini dalam membudayakan K3? Kapan kita bisa memiliki fasilitas penelitian dan pengujian K3 yang semegah KOSHA? Kapan kita punya DEPOKSafer? Sungguh pertanyaan yang sulit dijawab oleh seorang dosen seperti saya,” pungkas Mila. (Hasanuddin)

LEAVE A RESPONSE