Benarkah Kecelakaan Bus di Guci karena Ulah Anak Kecil? Ini Dugaan Awal KNKT
JAKARTA, HSEmagz.com – Kecelakaan bus di kawasan wisata Guci di Tegal, Jawa Tengah, lumayan membetot perhatian publik.
Kasus yang kemudian mengakibatkan dua penumpang bus bernomor polisi B 7260 OGA meninggal dunia dan 37 lainnya terluka itu, disebut-sebut dipicu oleh ulah anak kecil yang menarik rem tangan (handbrake) ketika pengemudi bus sedang tidak berada dibalik kemudi.
Ada juga yang menyebutkan bahwa bus pariwisata yang tengah mengangkut rombongan pengajian asal Tangerang Selatan, Banten tersebut tiba-tiba meluncur ke bawah dan terperosok ke jurang sedalam sekitar 15 meter serta mendarat di sungai, dipicu getaran kendaraan yang dalam kondisi mesin menyala. Getaran kendaraan itu lantas menyebabkan ganjalan ban mobil, terlepas.
Benarkah karena ulah anak kecil dan getaran? Adakah sebab lain?
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang menerjunkan tim ke lokasi kejadian pada Minggu (7/5/2023), menemukan fakta lain yang cukup menarik.
Plt Ketua Sub Komite LLAJ KNKT Ahmad Wildan mengatakan, KNKT menugaskan dua investigator ke lokasi kejadian guna menyelidiki kasus kecelakaan bus pariwisata tersebut. KNKT sudah mengantongi dugaan awal kecelakaan.
Baca juga: Tiap Hari, 31 Pemudik Meregang Nyawa di Jalan
“Berdasarkan informasi penguji yang sudah berada di sana, anggapan adanya anak kecil merelease rem tangan tidak terbukti,” kata Wildan, sebagaimana dilansir dari laman Gridoto.com, Minggu (7/5/2023).
Wildan berargumen, ketika bus dievakuasi, roda belakang kendaraan dalam kondisi tidak bisa berputar alias masih terkunci. “Artinya handbrake bekerja dengan baik,” katanya.
Berdasarkan temuan tersebut, kata Wildan, KNKT memiliki dugaan awal adanya energi potensial yang cukup mendorong bus sehingga bergerak. “Energi potensial itu rumusnya massa dikali gravitasi dikali tinggi,” Wildan menerangkan.
Lalu, dari mana sumber energi potensial itu? Wildan merujuk informasi melalui pemberitaan di media massa bahwa pada saat kejadian, di dalam bus ada 35 penumpang.
Para penumpang ini lah yang menyebabkan massa bus menjadi bertambah.
Wildan kemudian merujuk kondisi medan yang menurun tajam. Pihak KNKT tengah memeriksa berapa grade (ketinggian) jalan dari titik bus parkir sampai jatuh.
“Kemampuan handbrake didesain mampu untuk menahan dorongan hingga grade 18 persen. Jadi nanti akan kami ukur, kalau melebihi angka maksimal ya wajar meluncur,” katanya.
Menurut Wildan, dengan beban massa yang sedemikian besar dan adanya dugaan jalan yang menurun menimbulkan potensi energi yang mendorong bus hingga meluncur.
Ia juga menampik anggapan adanya getaran dari efek mesin. “Tidak ada kaitannya. Kami fokus dalam penyelidikan mengenai energi potensial tadi,” ungkapnya.
Selain itu, KNKT juga akan mengukur seluruh fungsi pengereman. “Kita akan bongkar teromol dan chamber-nya, akan diukur gap (jaraknya).”
Ia optimis proses penyelidikan kasus kecelakaan bus pariwisata di obyek wisata pemandian air panas Guci, Tegal, Jawa Tengah pada Minggu (7/5/2023) pagi, tidak akan memakan waktu yang lama. “Diperkirakan 2 hari selesai proses penyelidikannya,” pungkasnya.
Tidak Ada Anak Kecil
Dugaan awal KNKT sebagaimana disampaikan Ahmad Wildan tersebut, selaras dan sebangun dengan kesaksian salah seorang penumpang selamat bernama Ayum (54).
Ayum mengaku bahwa ia tidak melihat adanya anak kecil yang bermain di area pengemudi dan kemudian menarik rem tangan sebagaimana kabar yang mendadak merebak.
Saat bus tersebut meluncur dari tempatnya parkir hingga terjun ke jurang sedalam sekitar 15 meter dan mendarat di sungai, Ayum duduk di bangku paling depan.
Ia duduk persis di belakang bangku pengemudi bus. “Enggak ada (yang mainkan rem tangan), enggak ada anak kecil. Orang saya di depan, enggak ada anak kecil,” kata Ayum, sebagaimana dilansir dari laman TribunJateng.com, Senin (8/5/2023).
Ayum menduga, bus yang ditumpanginya itu meluncur ke bawah hingga jatuh ke sungai karena getaran mesin bus yang sedang dipanaskan, sehingga membuat batu yang menjadi ganjalan bus, terlepas.
Korban Meninggal Jadi Dua Orang
Korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus di Objek Wisata Pemandian Air Panas Guci, Tegal, Jawa Tengah, bertambah satu orang.
Sabirin mengembuskan napas terakhir saat mendapat perawatan di RSUD dr. Soeselo Slawi, Tegal, Senin (8/5/2023) sekira pukul 02.00 WIB.
Sebelumnya, Sabirin sempat mengalami masa kritis sejak Minggu (7/5/2023).
“Betul (meninggal). Pasien atas nama Bapak Sabirin,” kata Humas RSUD dr. Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal, Slamet Solehudin, sebagaimana dilansir dari kompas.com, Senin (8/5/2023).
Sebelumnya, satu korban meninggal dunia teridentifikasi bernama Maja telah (60) dan telah dibawa menggunakan ambulans menuju kampung halaman di Kelurahan Pakujaya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tanggerang Selatan, Provinsi Banten, Minggu petang.
Dengan demikian, kecelakaan bus yang membawa rombongan peziarah di Objek Wisata Guci menelan 2 korban jiwa, dan 37 lainnya luka-luka. (Hasanuddin)