JAKARTA, HSEmagz.com – Kebakaran hebat yang melanda Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Plumpang pada Jumat (3/3/2023) malam yang menewaskan sedikitnya 17 warga dan membuat 50 orang menderita luka bakar hebat serta sedang, membuat anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam meradang.
Ridwan sudah lama mengingatkan PT Pertamina (Persero) untuk melakukan audit secara menyeluruh terhadap seluruh kilang minyak di Indonesia. Ia berdalih, semua kilang dan depo Pertamina di Indonesia sudah termasuk barang tua, peninggalan Orde Baru yang dianggap sudah tak layak dipakai dan rawan terjadinya trouble.
“Kejadian seperti ini (kebakaran Depo Plumpang, red) sudah sering terjadi, terutama di kilang. Semua peralatannya barang tua, peninggalan Orde Baru. Belum ada peremajaan, termasuk TBBM di Plumpang,” kata Ridwan sebagaimana dilansir dari laman obsessionnews.com, Minggu, (5/3/2023).
Baca juga: Korban Tewas Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Capai 17 Orang
Untuk itu, Ridwan mendesak Pertamina melakukan evaluasi secara menyeluruh. “Pertamina harus melakukan audit investigasi. Jadi teknik atau peralatan di Pertamina harus memenuhi standar internasional. Kejadian ini jangan sampai kembali terulang,” katanya.
Ridwan meyakini kasus kebakaran di depo ataupun kilang Pertamina bukan karena sumber daya manusianya yang rendah atau karena faktor alam seperti tersambar petir seperti di kilang Balongan, Indramayu. Alasan semacam itu dianggap tak masuk akal, tidak sebanding dengan nama Pertamina sebagai perusahaan BUMN terbesar di Indonesia.
“Kalau itu yang dijadikan alasan, ya nanti setiap ada petir petir, ya nanti bisa terjadi kebakaran dimana-mana. Sangat tidak masuk akal. Harusnya Pertamina sudah punya antisipasinya. Kalau petir antisipasinya apa? Kalau hujan apa? Kan gitu!” sambung Ridwan dengan nada mulai meninggi.
Baca juga: Dirut PT Pertamina Minta Maaf
Politisi Golkar ini mencontohkan lapangan golf. Mereka sudah memiliki alat pendeteksi petir, setiap 100 meter. Apalagi ini kilang minyak dan Depo yang melibatkan banyak orang, termasuk lingkungan di sekitarnya. Harusnya peralatan yang dimiliki Pertamina lebih memadai dan lebih canggih.
“Jadi saya kira perlu ada peremajaan peralatan di kilang minyak dan Depo Pertamina. Perlu dilakukan audit internal, biar terlihat mana barang yang tidak layak pakai,” tegasnya.
Ridwan berharap tidak ada lagi kilang minyak atau Depo BBM yang terbakar. Kasus Plumpang, bukan yang pertama. Sebelumnya, banyak kilang minyak terbakar. Insiden tersebut menunjukkan lemahnya sistem peralatan di Pertamina. (Hasanuddin)